PENGELOLAAN LABORATORIUM - MENGITUNG KEBUTUHAN UKURAN RUANG LABORATORIUM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Laboratorium merupakan tempat yang penting demi keberlangsungan pembelajaran di sekolah, terutama berkaitan dengan materi yang membutuhkan pendekatan inkuiri. Pada saat ini keberadaan laboratorium ini menjadi topik utama terutama dikalangan guru SMK.
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani. Pada pembelajaran sain termasuk Fisika di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang pengelolaan laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup.
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.

B.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.     Apa saja kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium?
2.     Bagaimana langkah menghitung ruang laboratorium?
3.     Bagaimana merencanakan kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium?



C.    TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka terdapat beberapa tujuan pembahasan sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium.
2.     Untuk mengetahui langkah menghitung ruang laboratorium.
3.     Untuk mengetahui perencanaan kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium.




























BAB II
PEMBAHASAN

A.    KEBUTUHAN PERLENGKAPAN RUANG LABORATORIUM

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.

1.     Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.

2.     Ventilasi
Laboratorium sekolah membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium SMK Tata Boga yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik.

3.     Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut.
Beberapa kebutuhan instalasi air yang harus diperhatikan, yaitu:
a.      Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan.
b.     Komponen Instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya.
c.      Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan di gudang.

4.     Listrik
Pada laboratoium tata boga, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, proofing box, refrigerator, dan lain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak. Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat.
 Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :
a.     Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di ruang praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau gudang
b.     Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi, eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP, LCD dan amplifier.
c.      Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium, yaitu untuk pemasangan mesin tik elektronik atau komputer.
Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu, saklar dan stop kontak, lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser.
Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan.

5.     Mebeler
Yang dimaksud dengan fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan pemakaian dan fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari bermacam-macam meja, kursi, lemari, rak dan loker, seperti yang akan dikemukakan berikut ini :

a.      Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi, meja persiapan dan meja tulis.

1.     Meja praktikum  
a.      Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.
b.     Satu meja untuktuk satu percobaan dan satu percobaan dapat dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
c.      Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120 cm.
d.     Dilengkapi dengan instalasi listrik.
e.      Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang lainnya.

2.     Meja demonstrasi
a.      Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.
b.     Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
c.      Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm.
d.     Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
e.      Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
3.     Meja persiapan
a.      Untuk guru dan atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
b.     Dipasang di ruang persiapan.
c.      Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
d.     Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.

4.     Meja tulis
a.      Untuk guru.
b.     Di pasang di ruang guru di laboratorium.
c.      Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya, lengkap dengan laci-lacinya

b.     Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
Ø  Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan.
Ø  Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar 25 cm.
Ø  Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.

c.      Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan lemari administrasi.

1.     Lemari alat
a.      Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat laboratorium.
b.     Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.
c.      Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi gas.
d.     Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks dan multiplek yang terlalu tipis.
e.      Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya berupa pintu geser.
f.      Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
g.     Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan alat-alat di dalamnya.
h.     Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi tahap yang tersedia.   

2.     Lemari administrasi
a.      Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan segala format administrasi laboratorium.
b.     Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
c.      Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan dengan jumlah lemari alat.  
d.     Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.

3.     Lemari buku
a.      Digunakan untuk menyimpan berbagai buku    kepustakaan laboratorium.
b.     Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap pengguna laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di dalmnya.
c.      Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.

d.     Rak
Ø  Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.
Ø  Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki kotak khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca dan debu.
Ø  Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan di ruang guru

e.     Loker
Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
Ø  Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang praktikum.
Ø  Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
Ø  Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa. Sebaiknya disediakan satu kotak untuk tiap satu siswa.

Selain itu, perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa / mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari jamur.

5.     Instalasi gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan kompor/pemanans bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau cukup rendah.

B.    LANGKAH MENGHITUNG RUANG LABORATORIUM
Untuk menjaga kelancaran pelaksanaan praktek di laboratorium dan menghindarkan adanya saling terganggu antara satu siswa dengan siswa yang lain, dalam menentukan ukuran ruang laboratorium, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.     Jenis aktivitas yang akan dikerjakan dalam praktek.
2.     Jumlah siswa yang akan melakukan praktek.
3.     Jenis peralatan dan perabot yang akan digunakan
4.     Terpenuhi syarat minimum dan tidak melampaui batas maksimum luas ruangan agar pelaksanaan praktek dapat berjalan lancar serta efisien.
5.     Mempertimbangkan aspek kesehatan kerja atau sanitasi lingkungan.
Selanjutnya besarnya kebutuhan luas ruangan total dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
Rounded Rectangle: Rtt = (Rs x Js ) + Rp
 


Di mana:
Rtt             = Luas ruangan total yang dibutuhkan
Rs              = Luas ruangan yang dibutuhkan oleh setiap siswa
Js               = Jumlah siswa dalam kelompok (kelas)
Rp             = Ruang penunjang, termasuk di dalamnya ruang instruktur, ruang      peralatan, ruang bahan, dan locker.

Menurut Storm (1979:46), ketentuan ukuran ruangan laboratoriu pendidikan dalam bidang pekerjaan waiter / waitress yang akan diterapkan untuk keperluan laboratorium tata boga, ditentukan bahwa luas ruangan yang dibutuhkan untuk setiap siswa adalah 50-60 square feet, dan area tambahan untuk ruang penyimpanan (storage) sebesar 20 % dari ruangan total yang dibutuhkan, dengan ketentuan dalam satu kelas terdiri dari 18-22 siswa.
Senada dengan apa yang dikemkakan Storm, Brown (1979:67), dan Spancer (1982:50), menyatakan bahwa kebutuhan luas ruangan untuk setiap siswa ditentukan menurut berat atau ringannya aktivitas atau pekerjaan di laboratorium. Untuk laboratorium dengan jenis pekerjaan ringan (light laboratorium) diperlukan luas ruang untuk setiap siswa antara 50-70 square feet dengan jumlah siswa 24 dalam satu ruang. Sedangkan ruangan penunjang dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan pendapat Storm, Brown, dan Spencer tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa untuk laboratorium tata boga (pengolahan makanan) dibutuhkan ruangan antara 50-70*square feet untuk setiap siswa, dan area tambahan untuk ruang penyimpanan (storage) sebesar 20 % dari ruangan total yang dibutuhkan, dan dapat ditambah ruang penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan jumlah siswa praktikum dalam satu ruangan sebaiknya tidak melebihi 24 siswa. Jumlah siswa yang terlalu banyak di samping mengakibatkan kurang efektifnya proses belajar mengajar, juga beresiko tinggi terhadap kecelakaan dan keselamatan kerja. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan di laboratorium tata boga (pengolahan makanan) memerlukan banyak aktivitas yang dilakukan berulang-ulang (mondar-mandir), juga disebabkan karena sebagian besar aktivitasnya memerlukan perapian. Oleh karena itu, diperlukan ruangan yang cukup agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan ketentuan yang dikemukakan oleh Storm, Brown, dan Spencer di atas tentang kebutuhan ruang untuk setiap siswa adalah 50-60 square feet, dan apabila dikonversikan ke dalam meter adalah 4,64515 m2 -6,50300 m2 untuk setiap siswa, dengan catatan bahwa 0,0929 m2  adalah konversi dari perhitungan 1 square feet. Jadi dengan demikian untuk laboratorium tata boga (24 siswa praktikum), kebutuhan luas ruangan adalah 168 m2 dengan rincian sebagai berikut:
Ruang praktik                               4 siswa x 5 m              = 120 m2
Ruang penunjang                          20/100 x 120 m           = 24 m2
Selasar(20%)                                20/100 x 120 m           = 24 m2                      
Luas keseluruhan                                                              = 168 m2

Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran pengelolaan makanan nusantara di Sekolah Menengah Kejuruan Tata Boga, tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.

C.    PERENCANAAN KEBUTUHAN PERLENGKAPAN RUANG LABORATORIUM
Perlengkapan ruangan yang digunakan untuk mengisi ruang laboratorium dibuat sesuai dengan ukuran dan kualifikasi tertentu. Perlengkapan ruangan tergantung pada jenis laboratorium dan bidang studi laboratorium. Sebagai contoh: kebutuhan laboratorium Matematika tentu berbeda dengan kebutuhan laboratorium Biologi, Fisika, dan Kimia; sehingga perlengkapan yang dibutuhkan juga berbeda.
Perlengkapan umum antara lain: almari tertutup, almari terbuka, meja riset atau meja praktikum, kursi praktikum, serta meja demonstrasi dan bangku biasa. Perlengkapan khusus untuk laboratorium Biologi, misalnya: aquarium, herbarium, insektarium, kandang hewan, meja preparat, instalasi air bersih dan air limbah, serta instalasi listrik. Kesemuanya merupakan kebutuhan perlengkapan minimal yang harus diadakan untuk laboratorium.


Didalam merencanakan hendaknya tidak statis kita harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan dari peralatan yang dimiliki:
1.     Dasar-dasar pemikiran umum.
Berapa hal dibawah ini dapat membantu kita dalam merencanaken suatu laboratorium:
a.      Perkiraan apa laboratorium yang kita buat untuk masa sekarang atau perkembangan pada masa yang akan datang.
b.     Mempunyai tujuan dasar yang jelas, apakah untuk sekolah atau kursus yang direncanakan.
c.      Mengetahui jenis kelas apakah untuk permulaan atu tingkat lanjutan.
d.     Jumlah, lama penyelenggaraan program dan ukuran maksimum dari laboratorium.
e.      Luas laboratorium yang diperlukan umtuk setiap siswa
f.      Mengetahui jumlah alat-alat yang diperlukan untuk spesialisasi.
g.     Jumlah loker/lemari, kran cuci tangan dan toilat.
h.     Apa ruang dibuat tetap atau pembagi ruang.
i.       Hubungan antar bengkel atau dengan ruang teori.
j.       Penerangan dan ventilasi.

2.     Dasar-dasar penempatan peralatan.
Dasar penempatan peralatan haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.      Mesin atau perlengkapan harus mudah dicapai.
b.     Cahayanya cukup dan dari arah yang benar.
c.      Jarak antar perlengkapan cukup dekat dengan pengoprasianya.
d.     Letak mesin sudah tersedia sumber arusnya
e.      Perhitungan ventilasi udara, untuk mengeluarkan debu sudah benar dan terencana.
f.      Tersedia papan tugas pekerjaan.
g.     Tersedia alat pemadam kebakaran

3.     Pembuatan perencanaan
Merencanakan penempatan alat atau perlengkapan dalam bentuk gambar, sering kali kita mencoret dan menghapusnya kembali, sehingga bukan saja gambar terlihat kotor tapi juga akan memakan waktu. Berikut saran yang dapat membantu dalam merencanakan dengan cepat dan mudah:
a.      Merencanakan atau membuat sktsa pada kertas garis skala, untuk memisahkan penempatan peralatan.
b.     Dengan menggunakan model-model yang sesuai dengan bendanya sehinggadengan mudah digeser pada kertas yang direncanakan.
c.      Tentukan letak sumber arus untuk motor-motornya.
d.     Tentukan luas ukuran ruang, apa sudah sesuai atau belum.
e.      Perlu tidak penambahan penerangan untuk perlengkapan atau mesin.
f.      Tentukan pula tempat-tempatsaluran daya atau gas bila ada. Dan lain-lain.

4.     Keselamatan Kerja di Laboratorium
Kecelakaan yang sering terjadi dilaboratorium antara lain :
a.      Luka oleh benda tajam,pecahan kaca dan kena bakar
b.     Terkena/percikan oleh cairan zat kimia (karosif/asam/basa pekat)
c.      Tertelan zat-zat beracun
d.     Gigitan hwan peliharaan
e.      Pingsan disebabkan bau gas yang memusingkan
f.      Terkena  kejutan listrik
g.     Kebakaran yang disebabkan peletusan yang terjadi dari hasil percobaan .

Untuk bentuk kecelakaan diatas maka perlu diambil tindakan pertama pada waktu memberi pertolongan pada sipenderita yaitu :
a.      Membawa sipenderita ke tempat yang baik dan tenang
b.     Bila pendarahan terjadi pada sipenderita usahakanlah darah yang keluar itu dihentikan dengan jalan mengangkat bagian tubuh yang luka, sehinga yang luka itu berada di atas jantung
c.      Usahakan sipenderita terbaring seleluasa mungkin,pakaian dilonggarkan
d.     Jangan memberi makanan pada penderita yang sedang pingsan
e.      Segeralah minta pertolongan dokter






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
Langkah untuk menghitung ruang laboratorium, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Jenis aktivitas yang akan dikerjakan dalam praktek, Jumlah siswa yang akan melakukan praktek, Jenis peralatan dan perabot yang akan digunakan, Terpenuhi syarat minimum dan tidak melampaui batas maksimum luas ruangan agar pelaksanaan praktek dapat berjalan lancar serta efisien, Mempertimbangkan aspek kesehatan kerja atau sanitasi lingkungan.
Perlengkapan ruangan yang digunakan untuk mengisi ruang laboratorium dibuat sesuai dengan ukuran dan kualifikasi tertentu. Perlengkapan ruangan tergantung pada jenis laboratorium dan bidang studi laboratorium.

B.    SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun berhadap dapat bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya bagi calon pendidik untuk melaksanakan pembelajaran di laboratorium agar tujuan pembelajaran di laboratorium dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran.







DAFTAR PUSTAKA

PENGELOLAAN LABORATORIUM ~ Mr. Physika.htm  diunduh pada 11 April 2014
bahan makalah/ogikhwan insan cita bl.htm diunduh pada 11 April 2014
Ir. ZAKARIA, MM (ILMU YANG BERMANFAAT)  PENGERTIAN LABORATORIUM.htmv diunduh pada 11 April 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurikulum Sebagai Sistem

ANTROPOLOGI KULINER