PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan pada dasarnya adalah sekumpulan sel senyawa organik yang
memerlukan udara untuk proses pernafasan yang disebut oksidasi. Oksidasi pada
jenis makanan segar lebih jelas terlihat karena sel-selnya masih aktif seperti
pada daging, sayuran, dan buah-buahan yang masih baru.
Makanan yang baik adalah makanan
yang bergizi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup termasuk manusia. Zat
gizi selain diperlukan oleh manusia juga dibutuhkan oleh bakteri. Oleh karena
itu makanan yang tercemar oleh bakteri mudah rusak.
Kerusakan bahan makanan dapat
terjadi karena: 1) tercemar bakteri secara alamiah atau karena perlakuan
manusia; 2) adanya enzim dalam makanan yang diperlukan untuk proses pematangan
seperti pada buah-buahan; dan 3) kerusakan mekanis, seperti gesekan, tekanan,
benturan, dan lain-lain.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan
dapat dilakukan dengan cara mengendalikan pencemaran oleh bakteri. Pengendalian
pencemaran oleh bakteri dapat dilakukan bila sifat dan karakteristik bakteri
dipahami.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan masalah
yang dapat digunakan adalah:
1. Bagaimana sifat dan karakteristik bakteri?
2. Bagaimana karakteristik pertumbuhan bakteri
pada makanan?
3. Apa saja prinsip penyimpanan makanan?
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana sifat dan
karakteristik bakteri.
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik
pertumbuhan bakteri pada makanan.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip penyimpanan
makanan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sifat
dan Karakteristik Bakteri
Bakteri pada
umumnya mempunyai ukuran sel 0.5-1.0 mm kali 2.0-5.0 mm, dan terdiri dari tiga
bentuk dasar yaitu : (1) bentuk bulat atau kokus (jamak : koki),
(2) bentuk batang atau basilus (jamak : basili), dan (3) bentuk spiral. Bakteri
ada yang berukuran relatif besar dengan diameter sekitar 5 mm, berukuran sedang
seperti bakteri penyebab tifus dan disenteri yang mempunyai ukuran 0.5-1 mm
kali 2-3 mm, dan berukuran sangat kecil seperti mikoplasma yang mempunyai
ukuran diameter 0.1-0.3 mm.
Tabel 10.1
Fungsi struktur permukaan pada sel bakteri
Struktur
|
Fungsi
|
Komposisi kimia
|
Flagela
Pili
Kapsul dan komponen
ekstraseluler
Dinding sel gram positif
Dinding sel gram negatif
Membran plasma dan mesosoma
|
Pergerakan
Saluran konjugasi
Adhesi sel
Pelindung (?) Reseptor phage Adhesi sel
Pelindung Reseptor phage
Pelindung Permeabilitas
Reseptor phage
Permeabilitas Biosintesis
|
Protein
Protein
Polisakarida, polipeptida
Peptidoglikan,asam teikhoat
Peptidoglikan, lipopolisakarida lipid, protein
Lipid, protein
|
Salton
(1974)
Bakteri berbentuk bulat dapat
dibedakan atas beberapa grup berdasarkan pengelompokan selnya, yang merupakan
salah satu sifat yang penting dalam identifikasi, yaitu :
- Diplokoki : sel berpasangan (dua sel)
- Streptokoki : rangkaian sel membentuk rantai
panjang atau pendek
- Tetrad : empat sel membentuk
pesegi empat
- Stapilokoki : kumpulan sel yang tidak
beraturan seperti buah anggur
- Sarcinae : kumpulan sel berbentuk
kubus yang terdiri dari 8 sel atau lebih
Bakteri berbentuk batang mungkin
terdapat dalam bentuk berpasangan (diplobasili) atau membentuk rantai
(streptobasili). Pengelompokan ini pada beberapa keadaan bukan merupakan sifat
morfologinya, melainkan dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan atau kondisi kultur.
Bakteri pembentuk spiral (tunggal,
spirilum; jamak, spirila) terdapat secara terpisah-pisah (tunggal), tetapi
masing-masing spesies berbeda dalam panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya,
serta ketegaran dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spesies ukurannya
pendek dengan spiral yang padat, sedangkan spesies lainnya mungkin sangat
panjang dengan bentuk seperti tali berputar (bergelombang). Bakteri yang
ukurannya pendek dengan spiral yang tidak lengkap disebut bakteri koma atau
vibrio.
Bakteri berbentuk bulat pada umumnya
lebih tahan terhadap proses pengolahan, misalnya pemanasan, pendinginan dan
pengeringan, dibandingkan dengan bakteri berbentuk batang. Demikian pula
bakteri yang bergerombol (stapilokoki) lebih sukar dibunuh dengan proses pengolahan
dibandingkan dengan bakteri di mana selnya terpisah-pisah atau membentuk
rantai.
Bakteri dibedakan atas dua kelompok
berdasarkan komposisi dinding sel serta sifat pewarnaannya, yaitu bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif. Selain perbedaan dalam sifat pewarnaan
bakteri gram positif dan gram negatif juga berbeda dalam sensitivitasnya
terhadap kerusakan mekanis / fisis, terhadap enzim, disinfektan dan antibiotik.
Beberapa perbedaan sifat-sifat bakteri gram positif dan gram negatif dapat
dilihat pada tabel 12.2. Bakteri gram positif lebih sensitif terhadap
penisilin, tetapi lebih tahan terhadap perlakuan fisik atau enzim dibandingkan
bakteri gram negatif. Bakteri gram negatif lebih sensitif terhadap antibiotik
lainnya seperti streptomisin.
Tabel 10.2
Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negatif
Sifat
|
Perbedaan relatif
|
|
Bakteri gram positif
|
Bakteri gram negatif
|
|
Komposisi dinding sel
Ketahanan terhadap penisilin
Penghambatan oleh pewarna basa (misalnya violet
kristal)
Kebutuhan nutrien
Ketahanan terhadap perlakuan fisik
|
Kandungan lipid rendah (1-4%)
Lebih sensitif
Lebih dihambat
Kebanyakan spesies relatif kompleks
Lebih tahan
|
Kandungan lipid tinggi (1-22%)
Lebih tahan
Kurang dihambat
Relatif sederhana
Kurang tahan
|
Pembentukan kapsul oleh bakteri
dipengaruhi oleh medium pertumbuhan dan mungkin kondisi lingkungannya. Beberapa
spesies bakteri, misalnya Lactobacillus bulgaricus membentuk kapsul jika
ditumbuhkan pada susu, tetapi tidak membentuk kapsul jika ditumbuhkan pada
medium laboratorium, misalnya Nutrient Broth. Kapsul terutama terdiri dari
polisakarida, dan mungkin polipeptida atau kompleks polisakarida – protein.
Beberapa macam polisakarida yang mungkin menyusun kapsul adalah dekstran,
levan, dan selulosa. Bacillus anthracis memproduksi kapsul polipeptida
yang merupakan polimer dari asam D-glutamat. Pneumokoki dibedakan atas 70 tipe
yang berbeda berdasarkan perbedaan dalam komposisi kapsulnya.
Bakteri pembentuk kapsul jika tumbuh
pada suatu medium akan membentuk koloni yang besifat mukoid, sedangkan jika
tumbuh pada makanan menyebabkan makanan menjadi berlendir. Pembentukan kapsul
oleh bakteri meningkatkan ketahanan bakteri terhadap panas, bahan kimia, maupun
sel fagosit jika bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh.
Endospora bakteri mulai terbentuk
pada akhir fase logaritmik. Ciri-ciri endospora bakteri adalah sebagai berikut
:
- Dibentuk
oleh sel basilus, misalnya yang sering ditemukan pada makanan terutama
adalah dari jenis Bacillus dan Clostridium.
- Endospora
bakteri sangat tahan terhadap pemanasan, pengeringan dan desinfektan.
- Endospora
sukar untuk diwarnai, tetapi sekali diwarnai sukar untuk dihilangkan.
- Dibentuk
pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk pertumbuhan sel vegetatif.
Endospora mengandung ion kalsium dan DPA (dipicolinic
acid) dalam jumlah relatif tinggi, karena selama pembentukan spora terjadi
kenaikan absorbsi ion kalsium dan sintesis DPA. Endospora tidak melakukan
aktivitas metabolisme. Oleh karena itu, bersifat dorman. Pada waktu germinasi,
sifat dorman endospora hilang, sehingga sudah mulai terjadi aktivitas
metabolisme yang mengakibatkan sel dapat tumbuh. Proses germinasi dirangsang
oleh perlakuan kejutan panas (heat shock) pada suhu subletal (tidak
mematikan), adanya asam amino, glukosa, dan ion-ion magnesium dan mangan.
Perbedaan sifat-sifat gel vegetatif dan endospora dapat dilihat pada tabel 10.3.
Tabel 10.3 Perbedaan sifat-sifat
antara sel vegetatif dengan endospora bakteri
Sifat
|
Sel vegetatif
|
Endospora
|
Struktur
Mikroskopis
Komposisi kimia :
Kalsium
Asam dipikolinat
Parahidroksi benzoat
Polisakarida
Protein
Asam amino sulfur
Aktivitas enzimatik
Metabolisme (pengambilan O2)
Sintesis makromolekul
mRNA
Ketahanan panas
Ketahanan radiasi
Ketahanan terhadap bahan kimia dan asam
Kemampuan untuk diwarnai
Hidrolisis oleh lisozim
|
Sel bakteri gram positif
Nonrefraktil
Rendah
Tidak ada
Ada
Tinggi
Lebih rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Ada
Ada
Rendah
Rendah
Rendah
Mudah
Sensitif
|
Korteks tebal selubung spora eksosporium (beberapa
sp.)
Refraktil
Tinggi
Ada
Tidak ada
Rendah
Lebih tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah atau tidak ada
Tidak ada
Rendah atau tidak ada
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Hanya dengan metode tertentu
tahan
|
Brock (1974)
B. Karakteristik Pertumbuhan Bakteri
pada Makanan
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan
sel dan peningkatan ukuran populasi. Faktor–faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1.
Suhu
2.
Derajat keasaman atau pH
3.
Konsentrasi garam
4.
Sumber nutrisi
5.
Zat-zat sisa metabolisme
6.
Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi
menurut spesies bakterinya.misalnya berdasarkan kisaran suhu
tempat hidupnya bakteri dibagi menjadi 4 golongan :
a.
Bakteri psikrofil,
yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C
b.
Bakteri mesofil, yaitu
bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C
c.
Bakteri termofil,
yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40°-75°C
d.
Bakteri hipertermofil,
yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C
Penggolongan bakteri berdasarkan
sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan
sebagai berikut :
a. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang
menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus,
Nitrosomonas dan Nitrobacter.
b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang
tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus
lactis
c. Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri
yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan
Hydrogenomonas.
d. Bakteri anaerob obligat, yaitu
bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misal: Clostridium
tetani. Bakteri ini penyebab penyakit tetanus, oleh karena itu orang yang
terkena tetanus diberikan udara yang kaya oksigen untuk mempercepat proses
penyembuhannya.
e. Bakteri anaerob fakulatif, yaitu
bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Misal: Escherichia coli,
Salmonella thypose dan Shigella.
Penggolongan bakteri berdasarkan
cara mendapatkan makanan :
a. Bakteri heterotrof
yaitu bakteri yang tidak dapat membuat makanan
sendiri. Bakteri heterotrof dibagi lagi menjadi 2 yaitu bakteri saprofit
dan parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang mendapatkan makanan
dari sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran, sampah dan bangkai makhluk hidup.
Sedangkan bakteri parasit memperoleh makanan dari mengambil makanan makhluk
hidup inangnya.
b. Bakteri autotrof
yaitu bakteri yang dapat menyusun zat makanan
sendiri dari zat anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya,
bakteri autotrof dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: bakteri
fotoautotrof dan kemoautotrof.
- Bakteri
fotoautrotof yaitu bakteri yang
memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk mengubah zat anorganik menjadi zat
organik melalui proses fotosintesis. Contoh bakteri ini adalah: bakteri
hijau, bakteri ungu.
- Bakteri
kemoautrotof adalah
bakteri yang menggunakan energi kimia yang diperolehnya pada saat terjadi
perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang
sederhana dengan melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini adalah:
Nitrosomonas , Nitrosocoocus, Nitrobacter
C. Prinsip Penyimpanan Makanan
Penyimpanan bahan makanan
merupakan satu dari 6 prinsip
higiene dan sanitasi makanan. Penyimpanan
bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak (untuk
katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut.
Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan
sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
I.
Suhu
penyimpanan yang baik
Setiap bahan
makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan
banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan
menjadi:
1.
Makanan jenis daging, ikan, udang
dan olahannya
§
Menyimpan sampai 3 hari : -50
sampai 00 C
§
Penyimpanan untuk 1 minggu : -190
sampai -50 C
§
Penyimpanan lebih dari 1minggu :
dibawah -100 C
2.
Makanan jenis
telor, susu dan olahannya
§
Penyimpanan
sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
§
Penyimpanan
untuk 1 minggu : dibawah -50 C
§
Penyimpanan
paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
3.
Makanan jenis
sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu 70
sampai 100 C
4.
Tepung,
biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
II.
Tata cara Penyimpanan
1.
Peralatan
penyimpanan
a.
Penyimpanan
suhu rendah dapat berupa:
·
Lemari
pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untu
penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da
minuman dingin.
·
Lemari es
(kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam
keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
·
Lemari es (Freezer)
yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk penyimpanan
daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
·
Kamar beku yang
merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen food)
dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan makanan beku
dalam jangka waktu lama.
b.
Penyimpanan
suhu kamar
Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar,
maka rangka penyimpanan
harus diatur sebagai berikut:
·
Makanan
diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan
langit-langit, maksudnya adalah:
o untuk sirkulasi
udara agar udara segar dapat segera masuk keseluruh ruangan
o mencegah
kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus
o untuk
memudahkan pembersihan lantai
o untuk
mempermudah dilakukan stok opname
·
Setiap makanan
ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur
·
Untuk bahan
yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam wadah
penampungan sehigga tidak mengotori lantai
III.
Cara penyimpanan
1.
Setiap bahan
makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu dapat merata
keselutuh bagian
2.
Setiap bahan
makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container)
masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda.
3.
Makanan
disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara
dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu
padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan
kebutuhan.
4.
Penyimpanan
didalam lemari es:
·
Bahan mentah
harus terpisah dari makanan siap santap
·
Makanan yang
berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari
makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda, kalau tidak letaknya harus
berjauhan.
·
Makanan yang
disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah dipergunakan
·
Lemari tidak
boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk keperluan sehari-hari
dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan
5.
Penyimpanan
makanan kering:
·
Suhu cukup
sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
·
Ruangan bersih,
kering, lantai dan dinding tidak lembab
·
Rak-rak
berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit
·
Rak mudah
dibersihkan dan dipindahkan
·
Penempanan
dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in first out)
artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu
IV.
Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli
harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban adminisrasinya.
Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga bila terjadi kekurangan
barang dapat segera diketahui.
BAB III
PENUTUP
Rangkuman
Sifat dan karakteristik bakteri
dapat ditinjau dari sifat hidupnya, daya tahannya terhadap panas, faktor
lingkungan hidunya, kebutuhan oksigen, dan pertumbuhannya. Bakteri dapat tumbuh
dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang cocok untuk
hidupnya. Di antaranya adalah banyaknya makanan (protein) da banyak air
(kelembaban), pH normal (6,8 – 7,5), suhu optimum yaitu 10 - 60°C.
Beberapa prinsip penyimpanan makanan
meliputi: suhu penyimpanan yang baik, tata cara penyimpanan, dan administrasi
penyimpanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dengan suhu
dingin antara lain: 1) bahan mentah harus terpisah dari makanan siap saji; 2)
makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan
dipisahkan dari makanan lain, kalau mungkin dalam lemari yang berbeda, kalau
tidak letaknya harus berjauhan; 3) makanan yang disimpan tidak lebih dari 2
atau 3 hari harus sudah dipergunakan; 4) lemari tidak boleh terlalu sering
dibuka, maka dianjurkan lemari untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan
lemari untuk keperluan penyimpanan makanan. Penyimpanan harus diadministrasikan
dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Nurlaela,
Luthfiyah. 2011. Sanitasi dan Higiene
Makanan. Surabaya: Unesa University Press.
2.
2004. Modul SMK. Surabaya: MKKS SMK Kelompok
Pariwisata Jawa Timur
Komentar
Posting Komentar