KAPANG DAN KHAMIR

Kapang
a. Morfologi kapang
fungi multiseluler atau ka[anh mempunyai miselium atau filament, dan pertumbuhannya dslsm bshsn makanan mudsh sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah momproduksi spsra maka akan terbentuk brbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sofat-sifat kapang baik penampakan mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septet yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih,.dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yqang tidak bertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang keruang lainnya. Kapang tidak berseptat intinya tersebar disepanjang septa.
b. sipat fisiologi kapang
Kapang dapat hidup dalam keadaan sekitar yang tidak menguntungkan bila dibandingkan dengan microbe lainnya. Adapun sifat-sofat fisiologi kapang antara lain :
Kebutuhan air
Kebanyakan kapang membutuhkan air (aw) minimal untuk pertumbuhannya dibandinhkan denan khamir dan bakteri.
· Suhu pertumbuhan dan pH
Semua kapang bersifat aerobic, artinya membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh baik pada pH yang luas, yaitu 2,0-8.5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bila pada kondisi asam atau pH rendah.

· Nutrisi
Kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai yang kompleks, kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pectin, protein atau lipid.
· Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme lain. Komponen ini disebut antibiotic.
b. Beberapa jenis kapang
1. rhizopus
Rhizopus sering diebut kapangoti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini jugatumbuh pada sayuran, dan buah-buahan. Spesies rhizopus yang umum ditemukan pada roti yaitu rhizopus stoloniferdan Rhizopus nigricans. Selain merusak makanan sebagian Rhizopus diguaka untuk beberapa makanan fermentasi tradisional seperti, Rhizopus oligosporus dan Rhzopus orizaeyang digunakan dalam pembuatan berbagai macam tempedan oncom hitam.
Ciri-ciri Rhizopus adalah: (1) Hifa nonseptat, (2) mempunyai stolon dan rhizoid yang wananya gelap jik sudah tua, (3) Sporangiopora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid, (4) sporangia biasanya besar dan berwarna hitam, (5) kolumela agak bulat dan apofisisberbentuk seerti cangkir, (6) tidak mempunyai sporangiola, (7) pertumbuhannya cepat, membentuk miselium seperti kapas, (8) Pertumbuhannya seksual dengan membentuk Zigospora, (9) kapang bersifat heterotalik, dimana repoduksi seksual membutuhkan dua talus yang berbeda.
2. Aspergillus
Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi. Aspergillus orizae digunakan dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hiju, atau mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-cirinya adalah : (1) Hifa septatdan miselium bercaban, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya hifa fertile, (2) koloni berkelompok, (3) konidiofora septet atau nonseptat, (4) Konidiopora membengkak membentuk vesikel pada ujungnya, (5) Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna, (6) beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 derajat celcius atau lebih, (7) konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam.
3. Penicillum
Penicillium menyebabkan kerusakan pada bahan sayuran,buah-buahan, dan serelia. Selain itu digunkan untuk industri,misalkan memproduksi antibiotic penisilin yang diproduksi oleh Penicillium notatum dan Penicillium chysogenum. Kegunaan lain untuk pematangan keju, misalnya keju camembert oleh Penicillium camemberti yang konidianya berwarna abu-abu dll.
Ciri-cirinya adalah : (1) hifa septet, miselium bercabang biasanya berwarna, (2) konidiopore septet dan muncul bercabang atu tidak bercabang, (3) kepla yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigma atau fialidamuncul dalam kelompok, (4) Konodia membentuk rantai karena muncul satu persatu dari sterigmata, (5) konidia waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiry-biruan atau







KAPANG

Kapang adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi, dan ilmu mengenai fungi disebut mikologi. Selain kapang organism lainnya yang tergolong fungi dan penting dalam mikrobiologi pangan adalah khamir dan jamur (mushroom). Ganggang mem- punyai sifat-sifat seperti fungi tetapi tidak tergolong dalam fungi.

Sifat-sifat umum fungi
Fungsi (jamak) atau fungus (tunggal) adalah suatu organism eukariotik yang mempunyai
cirri-ciri spesifik sebagai berikut:
1. Mempunyai inti sel
2. Memproduksi spora
3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.
4. Dapat berkembang biak secara seksaual maupun aseksual
5. Beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filament dengan dinding sel yang mengandung selulosa atau khitin atau keduanya. Perbedaan utama antara organism yang tergolong fungi misalnya antara kapang dan khamir, yaitu kapang adalah fungi yang mempunyai filament (miselium), sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filament. Beberapa fungi disebut fungi dimorfik karena dapat tumbuh dalam bentuk filament seperti kapang atau berbentuk sel tunggal seperti khamir.

Fungi sebenarnya merupakan organism yang menyerupai tanaman, tetapi mempunyai
beberapa perbedaan sebagai berikut:
1. Tidak mempunyai klorofil
2. Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda
3. Berkembang biak dengan spora
4. Tidak mempunyai batang/cabang, akar, atau daun
5. Tidak mempunyai system vascular seperti pada tanaman
6. Bersifat multiseluler tetapi tidak mempunyai pembagian fungsi masingmasing bagian seperti pada tanaman. Fungi dapat bersifat parasit yaitu memperoleh makanan dari benda hidup, atau bersifat saprofit yaitu memperoleh makanan dari benda mati. Fungi yang bersifat saprofit obligat hanya dapat hidup pada benda mati, tetapi tidak dapat hidup atau melakukan infeksi pada benda hidup. Kapang semacam ini sering tumbuh pada makanan dan menyebabkan kerusakan makanan. Fungi yang bersifat parasit/ saprofit fakultatif dapat hidup pada bahan organic yang hidup maupun mati, dan menyebabkan penyakit. Fungi jarang yang bersifat parasit obligasi yaitu hanya dapat hidup oada organism (protoplasma) yang masih hidup. Fungi semacam ini tidak dapat dibiakkan pada jaringan atau tenunan yang masih hidup, yaitu dengan cara kultur jaringan. Fungi yang bersifat parasit obligasi tidak dapat hidup pada benda mati termasuk makanan. Oleh karena itu tidak penting dalam mikrobiologi pangan. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Sumber karbon yang
terbaik adalah glukosa, sedangkan sumber nitrogen yang terbaik nitrogen dari bahan organik. Bahan anorganik yang dapat digunakan sebagai sumber nitrogen adalah ammonium dan nitrat.
Beberapa fungi dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan berkembang biak, sedangkan beberapa fungi lainnya harus men- dapatkan vitamin, misalnya thiamin dan biotin, dari substrat. Fungi menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk Glikogen atau lemak.

Fungi tergolong Eumycota (Eumycetes) dan dapat dibedakan atas empat
kelas yaitu:
1. Phycomycetes yang dapat dibedakan atas Zygomycetes dan Oomycetes
2. Ascomycetes
3. Basidiomycetes
4. Deuteromycetes
Ooymycetes merupakan kapang air dan tidak umum terdapat pada makanan.

Hifa dan Miselium

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filament dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat morfologi kapang, baik penampakan makroskopik maupun mikroskopik, digunakan dalam iden-tifikasi dan klasifikasi kapang. Kapang terdirid dari suatu thalius (jamak = thalli) yang tersusundari filament yang bercabang yang disebut hifa (tunggal – hypha, jamak – hyphae). Kumpulan dari hifa di- sebut miselium (tunggal = mycelium, jamak = mycelia),Hifa tumbuh dari spora yang melakukan germinasi membentuk suatu tuba germ, dimana tuba ini akan tumbuh terus membentuk filament yang panjang dan bercabang yang disebut hifa, kemudian sete- rusnya akan membentuk suatu massa hifa yang disebut miselium


(Gambar 2.3) Pembentukan miselium merupakan sifat yang membedakan grup-grup
di dalam fungi.





Hifa mungkin tumbuh di bawah permukaan yaitu terendam di dalam substrat/ makanan, atau pertumbuhannya mungkin muncul di atas permukaan substrat/ makanan. Pertumbuhan atau perpanjangn hifa dimulai degan pembelahan inti, yaitu dapat dimulai dari bagian tengah yang disebut pertumbuhan interkalar, atau dari bagian ujung hifa yang disebut pertumbuhan apical


(Gambar 3.1)

Hifa dapat dibedakan atas dua macam yaitu; (1) hifa vegatatif atu hifa tumbuh, dan
(2) hifa fertil yang membentuk bagian reproduksi. Pada kebanyakan kapang, hifa
fertil tumbuh di atas permukan, tetapi pada beberapa kapang mungkin terendam.
Penyerapan nutrien terjadi pada permukaan miselium.
.
Gambar 3.1 Germinasi spora kapang dan perpanjangn sel dalam pembentukan hifa
(Nester et. al. 1973).
Hifa dikelilingi oleh dinding sel tegar yang terdiri dari polisakarida. Kandungan tertinggi dalam dinding sel pada kebanyakan kapang adalah selulosa, tetapi pada bebe-rapa kapang dinding selnya terutama terdiri dari khitin. Hifa mungkin membentuk kum-pulan miselium yang padat dan keras dengan dinding sel tebal. Struktur ini disebut sklerotium (jamak = akterotia) yang bersifat tahan terhadap pemanasan dan keadaan kering. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian khusus dalam pengolahan pangan. Kapang dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan struktur hifanya, yaitu;
(1) hifa tidak bersekat atau nonseptal, dan (2) hifa tersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, di mana setiap mangan mempunyai satu atau lebih inti sel (nukleus) (Gambar 3.2). Dinding penyekat yang disebut septum (jamak = septat) tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih bebas bergerak dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Kapang yang tergolong septat terutama termasuk dalam kelas Ascomycetes.

Gambar 3.2 Bentuk hifa nonseptat dan septet
Basidiomycetes dan Deuteromycetes, sedangkan kapang nenseptat terutama termasuk dalam kelas Phycomycetes (Zygomycetes dan Oomycetes). Pada kapang nonseptat inti sel tersebar di sepanjang hifa.
Hifa pada pada kebanyakan kapang biasanya terang, tetapi pada beberapa kapangagak keruh dan gelap. Secara mikroskopik, hida terlihat tidak berwarna dan transparan, tetapi kumpulan hifa secara makroskopik mungkin berwarna. Struktur miselia mungkin spesifik untuk beberapa jenis kapang sehingga dapat di- gunakan untuk identifikasi. Bentuk-bentuk spesifik tersebut misalnya rhizold (holdfast) pada Rhizopus dan Absidia, foot celi pada Aspergillus percabangan
bentuk Y. pada Geotrichum, dan sebagainya.

Sistem Reproduksi Kapang
Dikenal dua macam sitem reproduksi pada kapang yaitu;(1) reproduksi aseksual dan (2) reproduksi seksual. Secara aseksual, kapang dapat tumbuh dari sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umu terjadi adalah pertumbuhan dari spora aseksual. Reproduksi seksual dimulai dari spora seksual, dan kapang yang mempunyai spora seksual disebut kapang sempurna (perfect mold), yaitu terdiri dari;
1. Oomycetes dan Zygomycetes (nonseptat)
2. Ascomycetes dan Basidiomycetes (septat)

Fungi yang tidak mempunyai spora seksual tetapi hanya mempunyai spora aseksual disebut fungi tidak sempurna (fungi imperfecti) yang biasanya mempunyai hifa septat, misalnya yang termasuk Deuteromycetes.

Sifat-sifat Fisiologi Kapang

1. Kebutuhan Air
Pada umumnya, kebanyakan kapang membutuhkan aw minimal untuk pertumbuhan lebih rendah, dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras dan serealia, dapat menghambaat atau memperlambat pertumbuhan kebanyakan kahmir.

2. Suhu Pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-300C tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37 0C atau lebih tinggi, misalnya Aspergillus. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu lemari es, dan beberapa bahkan masih dapaat tumbuh lambat, pada suhu di bawah suhu pembekuan, misalnya pada suhu -5 0C sampai -10 0C. Beberapa kapang juga bersifat termofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu tinggi.

3. Kebutuhan Oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobic, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas, yaitu pH 2- 8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah.

4. Makanan
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik, misalnya amylase, pektinase, proteinase dan lipase. Oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pectin, protein, atau lipid.
5. Komponen Penghambat
Beberapa kapang memngeluarkan komponen yang dapat menghambat orga- nisasi lainnya. Komponen ini disebut antibiotik, misalnya penisilin yang dipro- duksi oleh penicilium chrysogenum, dan clavasin yang diproduksi oleh Aspergi- llus clacatus. Sebaliknya beberapa komponen lain bersifat mikostatik atau fungistatik, yaitu menghambat pertumbuhan kapang, misalnya asam sorbet, propionate dan asetat, atau bersifat fungisidal yaitu membunuh kapang. Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat, bila dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri dan khamir. Oleh karena itu, jika kondisi pertumbuhan memungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi sekali kapang dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang di tandai dengan pembentukan miselium dapat berlangsung dengan cepat.

Sifat-sifat Beberapa Jenis Kapang

Mucor
Mucor sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi sebaliknya beberapa spesies juga digunakan dalam fermentasi makanan, misalnya dalam pembuatan keju Gammelost dan pembuatan beberapa makanan Oriental. Spesies yang umum ditemukan adalah M rouxil dan M recemosus. M rouxii sering digunakan dalam proses amilo, yaitu proses sakarifikasi pati. Mucor juga disebut fungi dimorfik karena bapat berubah dari bentuk filamen menjadi bentuk seperti khamir. Pertumbuhan yang menyerupai khamir dirangsang jika kondisinya anaerobic dan dengan adanya CO2.

Thamnidium
Kapang jenis Thamnidium, misalnya T. elegans, sering tumbuh pada daging yang disimpan pada ruangan pendingin. Aspergillus tersebar luas di alam, dan kebanyakan spesies sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies bahkan digunakan dalam fermentasi makanan. Jenis ini dibedakan atas18 grup aspergilla yang ter- diri dari lebih dari 100 spesies. Salah satu grup yaitu A. glaucus mempunyai spesies bernama A, repens sering menyebabkan kerusakan makanan. Kapang ini tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi. Oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan dengan kadar air, rendah. Grup ini mempunyai konidia berwarna hijau, dan membentuk askospora yang terdapat di dalam aski di dalam perithesia berwarna kuning sampai merah. Kapang ini sering digolongkan dalam ascomycetes karena membentuk spora seksual yaitu askospora dan diberi nama Eurotium untuk
tahap seksualnya.

Penicillium
Kapang Penicillium banyak tersebar di alam dan penting dalam mikrobiologi pangan ini sering menyebabkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan dan serealia Penicillium, juga digunakan dalam industry untuk memproduksi antibiotic, misalnya penisilin yang diproduksi oleh P. notalum dan P. chrysogenum dan digunakan dalam pematangan keju, misalnya keju camembert oleh p camenberti yang konidianya berwarna abu-abu dan keju biru (Roquefort) oleh P. reequeforti yang konidianya berwarna hijau kebiruan. Beberapa spesies membentuk aski dengan askospora di dalam kleistothesia, tetapi pembentukan spora seksual lebih jarang dibandingkan dengan aspergilla. Beberapa spesies membentuk sklerotia, sehingga sering menimbulkan masalah dalam pengalengan makanan-makanan berasam tinggi.
Trichothecium
Salah satu spesies Trichothecium , yaitu T. roseum , berwarna merah muda dan sering tumbuh pada kayu, kertas, buah-buahan seperti apel, peach dan kanta- lop, serta pada sayur-sayuran misalnya pada ketimun. Kapang ini mudah dikenali karena kumpulan kondianya yang terdiri dari dua sel yang terdapat pada ujung koni- diofora yang pendek. Pada tempat perlekatan dengan konidiofora, konidia berben- tuk seperti putting susu.

Geotrichum
Jenis Geotrichum kadang-kadang dimasukan ke dalam fungi yang menyerupai khamir oleh beberapa penulis. Spesies yang termasuk dalam jenis ini mungkin berwarna putih, kuning, oranye atau merah. Salah satu spesies, yaitu G, candidum sering disebut kapang susu (dairy mold) karena sering tumbuh pada produk-produk susu, membentuk koloni berwarna putih kekuningan. Hifanya septat dan biasanya bercabang. Spora seksualnya adalah arthrospora (oidia), mungkin berbentuk silinder jika berasal dari hifa dibawah permukaan, atau berbentuk oval jika berasal dari hifa aerial (di atas permukaan).

Neurospora (Monillia)
Jenis ini mempunyai beberapa nama karena klasifikasinya masih membingungkan. Tetapi kebanyakan ahli percaya bahwa kapang ini harus digolongkan ke dalam kapang sempurna (perfect mold) yang memproduksi spora seksual dan di beri N. crassa merupakan spesies yang umum dijumpai pada makanan dan disebut kapang roti merah atau kapang nasi merah karena pertumbuhannya yang cepat pada roti atau nasi dengan membentuk warna merah-oranye, N. sitophila juga digu- nakan dalam pembuatan oncom merah. Pembentukan askospora yang t erdapat di dalam perithesia jarang terlihaat pada kapang ini.

Sporothrichum
Salah satu jenis Sporothrichum, yaitu S, carnis, sering di temukan tumbuh pada daging yang didinginkan dan menimbulkan bintik-bintik putih.

Botrytis
Dari jenis Botrytis hanya satu spesies yang penting dalam makanan yaitu B, cinerea. Kapang ini menyebabkan penyakit pada buah anggur dan sering tumbuh pada makanan.

Cephalosporium
Salah satu spesies Cepholosporium yang umum dijumpai adalah C. acremonium.

Ciri-ciri spesifik kapang ini.

Trichoderma
Spesies yang umum dari Trichoderma adalah T. viride. Kapang yang tua berwar- na hijau terang terbentuknya bola-bola konidia yang lekat satu sama lain. T. viride banyak terdapat di tanah dan aktif dalam proses amonifikasi dan dekomposisi selulosa, T, viride juga memproduksi antibiotic yang dapat menghambat pertumbuhan organism lainnya. Spesies lainnya, yaitu T. resei juga diketahui memproduksi enzim selulase sehingga dapaat memecah selulosa. Scopulariopsis
Jenis ini hamper menyerupai Penicillium karena mempunyai penisili seperti sikat dan spora yang berbentuk rantai muncul dari sterigmata). Tetapi konidia Scopulariopsis berwarna cokelat kekuningan dan tidak pernah berwarna hijau. Konidiofora mungkin bercabang atau tidak bercabang, sederhana atau kompleks, dan percabangannya biasanya tidak teratur. Kepala yang membawa spora bervariasi dari sangat kompleks dan bercabang, sampai sterimata tunggal yang muncul dari hifa aerial yang pendek. Sporanya mudah dikenali karena ber- dinding tebal dan berduri, berbentuk lemon. Salah satu ujungnya runcing dan ujung yang lainnya bulat. Kapang ini membentuk koloni yang berwarna cokelat dan berserabut.

Pullularia
Jenis Pullularia mempunyai konidia berbentuk oval yang tumbuh secara lateral pada seluruh bagian miselium (Gambar 11.23). Koloni berwarna pucat dan berlendir serta menyerupai khamir ketika masih muda, kemudian menjadi gelap dan membentuk miselium setelah tua. Salah satu spesies yang umum P. pullulans.

Cladosporium
Cladosporium sering menimbulkan bintik bintik hitam Alternaria dan Stemphylium Kapang dari jenis Alternaria sering menyebabkan kerusakan makanan, misalnya A, citri yang menyebabkan kerusakan buah sitrus, dan A, tenuis serta A. brassicae. Massa miselium biasanya berwarna abu-abu hijau kotor, tetapi hifa secara mikroskopik hamper tidak berwarna. Konidia terdiri dari banyak sel, berwar- na cokelat dan membentuk rantai pada konidiofora.

Fusarium
Kapang dari jenis Fusarium sering tumbuh pada bahan pangan dan sulit untuk diidentifikasi karena penampakan pertumbuhannya bervariasi. Ciri-ciri spesifik kapang ini adalah terbentuknya makrokonidia yang berbentuk seperti pedang dan terdiri dari beberapa sel serta mungkin berwarna. Kadang-kadang juga terbentuk mikrokonidia yang terdiri dari satu sel berbentuk oval dan tumbuh secara terpisah atau membentuk rantai. Salah satu spesies Monascus yaitu M. purpurcus, membentkuk koloni yang menyebar dan berwarna merah atau ungu. Spesies ini sering ditemukan pada produk- produk susu, dan digunakan dalam produksi ang-khak, yaitu zat pewarna yang dibuat oleh orang-orang Cina dari beras yang ditumbuhi oleh M. purpureus.

Penggunaan Kapang Dalam Industri
Kapang banyak digunakan dalam fermentasi makanan maupun dalam industry kimia. Kelemahan makanan yang difermentasi menggunakan kapang dibandingkan dengan yang difermentasi menggunakan bakteri atau khamir adalah karena pertumbuhan mislium kapang pada permukaan makanan yang mempengaruhi penampakan makanan. Kapang biasanya digunakan dalam fermentasi mekanan-makanan tradisional dan dalam pematangan keju. Dalam industri, kapang banyak digunakan untuk memproduksi berbagai asam, enzim, dan antibiotik. Dalam fermentasi makanan oleh kapang , enzim yang berperan terutama adalah enzim amilolitik dan proteolitik, masing-masing untuk memecah pati dan protein yang terdapat di dalam substrat. Pemecahan pati oleh enzim amilolistik penting terutama dalam pembuatan produk-produk yang menggunakan ragi, tape, dan koji sebagai startenya. Pemecahan protein oleh enzim proteolitik penting terutama dalam pembuat- an kecap dan tauco. Dalam pembuatan keju biru (Blue cheese), aktivitas kapang yang diinginkan terutama adalah aktivitas lipolitiknya, dimana enzim lipase akan memecah lipid yang terdapat di dalam susu membentuk asam-asam lemak yang memberikan cita- rasa yang diinginkan pada keju Biru.

Tabel 3.1 Penggunaan kapang dalam fermentasi makanan
    
Produk
Bahan dasar 
Kapang
Tempe
Oncom merah
Oncom hitam
Kecap
Tauoco
Koji
Ragi tape
Keju Biru
Keju camenberi

Kedelai
Ampas tahu(tempe
gembus Bungkil kelapa
(tempe bongkrek)
Bungkil kacang merah
Ampas tahu
Kedelai
Kedelai
Beras
Tepung beras
Susu
Susu

Rhizopus oligosporus atau
R, oryzae
Neorospora sitophile
R.Oligosporus
R.oryzae
Aspergillus oryzae
A.Oryzae
A.oryzae
Rhizopus
Aspargillus
Khamir
Penicillium roqueforti
P. camenberi



MIKOTOKSIN
Seperti halnya bakteri, fungi juga dapat menimbulkan penyakit yan dibedakan atas dua golongan, yaitu; (1) infeksi oleh kapang yang disebut mikosis, dan (2) Miko- toksikosis, yaitu suatu gejala keracunan yang disebabkanoleh tertelannya suatu hasil metabollisme yang beraxun dari kapang atau jamur. Dari kedua golongan tersebut hanya mikoloksikosis yang umumnya disebarkan melalui makanan, sedangkan mikosis yang merupakan infeksi yang biasanya menyerang kulit atau lapisan epidermin, rambut, dan kuku, tidak disebarkan melalui makanan, tetapi dapat disebarkan melalui sentuhan, pakaian, angin , dan sebagainya. Senyawa beracun yang diproduksi oleh fungi disebut Mikoloksin, Toksin ini dapat menimbulkan gejala sakit yang kadang-kadang fatal, dan beberapa di antaranya mempunyai sifat karsinogenik yaitu dapat menimbulkan kanker. Beberapa fungi juga memproduksi komponen yang bersifat halusinogenik, misalnya asam lisergat.
Penggunaan kapang dalam industri:
Produk
Kapang
Penggunaan
Asam sitrat
Asam Fumarat
Asam glukonat
Asam itakonat
Asam Giberelat
Asam laktat
Pektinase
Amilase
Penisilin
11 –Hidrok-
Siprogesteron

Aspergullus niger
A.wentil
Rhizopus nigricans
A.niger
A.terreus
Fusarium moniliforme
R.oryzae
A.wentil
A.aureus
A.niger
Penicillium chrysogenum
R.arrizus
R.nigricans

Makanan, obat-obatan
trasnspusi darah
Bahan pembasah pabrik
komia/resin
Farmasi, tekstil, kulit,
fotografi
Bahan pembasah, pabrik
kimia/resin
Pengganti hormon pertumbuhan,
produksi benih.
Makanan dan Farmasi
Bahan penjernik dalam
industri sari buah
Produksi gula cair
Farmasi
Intermendial 17 -hidroksikortikosteron

Berbeda dengan toksin yang diproduksi oleh bakter, mikoloksin kadang-kadang tidak menimbulkan gejala yang bersifat akut, tetapi timbulnya gejala sakit biasanya disebabkan oleh konsumsi mikotoksin secara berulang-ulang dalam suatu periode waktu tertentu. Hanya beberapa mikotoksin yang mungkin dapat menyebabkan gejala yang bersifat akut, di antaranya toksin yang diproduksi oleh jamur Amonita sp. Kapang yang digunakan dalam fermentasi makanan, misalnya dalam pembuatan tempe, keju, dan sebagainya, merupakan kapang yang selama ini dianggap tidak berbahaya. Akan tetapi, cara pengolahan atau fermentasi yang salah dapat mengakibatkan kontaminasi oleh kapang-kapang yang tidak diinginkan yang mungkin dapat memproduksi mikotoksin. Kapang yang memproduksi mikotoksin terutama ada- lah dari jenis Aspergillus, penicillium dan Fusariom, selain itu mikotoksin juga diproduksi oleh jamur amanita sp. Mikotoksin pada umumnya tahan terhadap panas, sehingga pengolahan atau pemasakan juga tidak dapat menjamin hilangnya atau berkurangnya aktivitas toksin tersebut.




























Khamir (yeast)
            Khamir merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua jamur yang lain oleh sifatnya yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara bertunas. Pengetahuan yang perlu untuk mikrobiologi hanyalah pengetahuan tentang klasifikasi dalam genus dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini didasarkan atas kemampuannya membentuk spora, bentuk dan jumlah spora yang dihasilkan setiap askus, bentuk sel dan cara perbanyakan sel seperti pertunasan multipolar atau bipolar, pembentukan pseodomiselium dan berbagai ragam uji biokimia dan fisiologis seperti fermentasi gula dan asimilasi serta penggunaan nitrogen. Berdasarkan pada uji-uji tersebut diatas, para  ahli taksonomi khamir mengenal sekitar 40 genus khamir yang terdiri dari sekitar 400 spesies yang berbeda.
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 20 mikro. Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Beberapa jenis spesies umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis).Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae. Pertumbuhan khamir dapat terjadi secara unisel juga dapat melakukan perkembangan dengan pertunasan. Istilah khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid atau spheroid.
Khamir ada yang bermanfaat ada pula yang membahayakan bagi manusia. Fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya dalam bentuk ragi. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang pada makanan dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut, juice buah, sirup, molase, madu, jelly, daging dan sebagainya.
 Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetatif terjadi dengan cara pertunasan. Sebagian sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Berdasarkan sifat metabolismenya, Khamir dibedakan menjadi dua yaitu, khamir fermentasi dan oksidatif. Khamir fermentasi atau fermentative dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu dengan memecah glukosa dengan jalur glikolisis.

Morfologi Khamir
Bentuk khamir dapat berbentuk bulat oval, seperti jeruk, silindris, segitiga, memanjang seperti miselium sejati atau meselium palsu, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, dan lain-lain. Bagian struktur yang terlihat adalah dinding sel, sitoplasma, vakuola, butir lemak, albumin, dan pati. Pewarnaan khusus akan membantu kita melihat intinya. Khamir tidak bergerak karena itu tidak mempunyai struktur tambahan di bagian luarnya seperti flagella. Beberapa jenis khamir membentuk kapsul di sebelah luar. Tipe endospora aseksual yang tahan panas seperti yang diproduksi bakteri Bacillus dan Clostridium tidak dihasilkan oleh khamir. Ukuran dan bentuk sel dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan. Sel muda mungkin berbeda bentuknya dari yang tua karena adanya proses ontogeny, yaitu perkembangan individu sel. Contoh Khamir yang berbentuk apikulat umumnya berasal dari tunas berbentuk bulat sampai bulat oval yang terlepas dari induknya, kemudian tumbuh dan membentuk tunas sendiri.
            Seperti bakteri, sel-sel khamir mempunyai lapisan dinding luar yang terdiri dari polisakarida kompleks dan di bawahnya terletak membran sel. Sitoplasma mengandung suatu inti yang bebas (discreate nucleus) dan bagian yang berisi sejumlah besar cairan yang disebut vakuola.





Ciri-ciri Khamir :
1.     Pertumbuhan dan Perkembangbiakan
Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri.  Khamir kebanyakan berkembangbiak secara aseksual atau pertunasan. Pertunasan yaitu suatu proses penonjolan protoplasma keluar dari dinding sel seperti pembentukan tunas, pembesaran, dan akhirnya pelepasan diri menjadi sebuah sel khamir baru. Mula-mula timbul suatu gelembung kecil dari permukaan sel induk. Gelembung ini secara bertahap membesar, dan setelah mencapai ukuran yang sama dengan induknya terjadi pengerutan yang melepaskan tunas dari induknya. Sel yang baru terbentuk selanjutnya akan memasuki tahap pertunasan kembali. Bagi kebanyakan khamir seperti Sacharomyces cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian sel induk (pertunasan multipolar), tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja. Pada khamir-khamir dengan pertunasan bipolar (spesies Hanseniaspora) pembentukasn tunas terbatas pada dua bagian sel yang berlawanan dan sel berbentuk jeruk (lemon) atau bentuk apikulatif. Pada spesies dari genus Trigonopsis, pertunasan terbatas pada tiga titik dari permukaan segitiga. Beberapa jenis khamir dapat berkembangbiak dengan pembelahan.
Perkembangbiakan secara seksual adalah dengan pembentukan askospora dalam kotak (ascus). Askospora dapat berkembang menjadi sel somatis atau sel vegetatif. Sel vegetatif dapat membelah membentuk sel anak. Dua sel anak ini saling menempel dan dinding selnya larut membentuk pembuluh kopulasi yaitu tempat yang akan dilalui oleh inti sel. Kedua inti sel mengadakan perkawinan yang dinamakan kariogami. Hasil dari kariogami ini adalah zigot dengan sebuah inti yang memiliki 2n kromosom. Bila sudah cukup dewasa, zigot akan membelah secara meiosis membentuk 4 inti, kemudian membelah lagi sehingga membentuk 8 inti. Pada ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama-sama dengan mikroorganisme lain dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan atau merugikan. Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang dan manusia. Interaksi dapat mutalisme, netralisme, sinergisme atau antagonisme.


2.     Kisaran Aw
Batas aktivitas air khamir terendah untuk pertumbuhan berkisar antara 0,88-0,94. Selain itu banyak kamir yang bersifat osmofilik yakni dapat tumbuh pada medium dengan aktivitas air relative rendah, yaitu 0,62-0,65.
3.     Kisaran Suhu dan pH
Kisaran suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan kapang, yaitu suhu optimum 25 – 30 derajat celcius dan suhu maksimum 34 – 47 derajat celcius, tetapi beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0 derajat celcius. Kebanyakan khamir lebih cepat tumbuh pada pH 4,0 - 4,5 dan tidak dapat tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali jika telah beradaptasi.
4.     Kebutuhan Khamir
Khamir bersifat aerob yaitu mutlak memerlukan oksigen. Kecuali khamir yang bersifat fermentatif yang hidup dalam keadaan anaerob yaitu tidak memerlukan oksigen bebas. Nutrisi yang diperlukan khamir untuk pertumbuhan yaitu nitrogen dalam bentuk sederhana atau kompleks misalnya dalam bentuk ammonia dan urea atau asam amino dan polipeptida. Khamir tidak berperan dalam penyakit yang ditularkan melalui makanan.
5.     Resistensi Khamir terhadap Panas
Askospora (spora) khamir dapat dibunuh pada suhu 5 - 10oC lebih besar dari sel vegetatifnya. Sebagian besar askospora khamir terbunuh pada suhu 60oC selama 10 – 15 menit. Ada juga yang resisten pada keadaan tersebut tetapi pada umumnya tidak dapat hidup pada suhu 100oC. Sel khamir vegetatif terbunuh pada suhu 50oC - 58oC dalam waktu 10 – 15 menit. Spora mempunyai sel vegetatif khamir pada suhu terbunuh pada proses pasteurisasi pada suhu 62,8oC dalam waktu 30 menit atau pada suhu 71,7oC dalam waktu 15 detik.






KHAMIR

Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal, kahmir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektik dalam memecah komponen kimia dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar. Khamir juga berbeda dari ganggang karena tidak dapat melakukan proses fotosinte- sis, dan berbeda dari protozoa karena mempunyai dinding sel yang tegar. Khamir mudah dibedakan dari bakteri karena ukurannya yang lebih besar dan morfologinya yang berbeda. Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya,
dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak membentuk spora (asporogenous) dan digolongkan ke dalam Fungi imperfekti dan yang lainnya membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes.

Morfologi Khamir
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi , yaitu dengan panjang 1-5 6m sampai 20-50 6m. Bentuk sel khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung (triangular), berbentuk botol, bentuk spikulat atau lemon, membentuk pseucomi- selium dan sebagainya. Sel vegetatif yang berbentuk spikulat atau lemon merupakan karakteristik grup khamir yang ditemukan pada tahap awal fermentasi alami buah-buahan dan bahan lain yang mengandung gula, misalnya Hanseniaspora dan Kloeckera. Bentuk ogival adalah bentuk memanjang di mana salah satu ujungnya bulat dan
ujung yang lainnya runcing. Bentuk ini merupakan karakteristik dan khamir yang disebut Bret- tanomyces. Khamir yang berbentuk bulat misalnya Debaryomyces, berbentuk oval misalnya Saccharomyces, dan yang berbentuk triangular misalnya Trugonopsis. Khamir tidak mempunyai flagela atau organ lain untuk bergerak.

Sistem Reproduksi Khamir
Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan
beberapa cara yaitu:
1. Pertunasan
2. Pembelahan
3. Pembelahan tunas, yaitu kombinasi antara pertunasan dan pembelahan
4. Sporulasi atau pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam
yaitu:
a. Spora aseksual b. spora seksual
Reproduksi dengan cara pertunasan pembelahan, pembelahan tunas dan
pembentukan spora aseksual disebut repfroduksi vegetatif, sedangkan reproduksi
dengan cara membentuk spora seksual disebut reproduksi seksual.
Sifat Fisiologi Khamir
Kondisi Pertumbuhan Khamir Meskipun berbagai spesies khamir berbeda-beda dalam sifat fisologinya, tetapi khamir yang penting dalam industri pada umumnya mempunyai sifat-sifat
fisiologi yang umum. Kebanyakan khamir tumbuh paling baik pada kondisi dengan persediaan air cukup. Tetapi karena khamir dapat tumbuh pada medium dengan konsentrasi solut (gula atau garam) lebih tinggi daripada bakteri, dapat disimpulkan bahwa khamir membutuhkan air untuk pertumbuhan lebih kecil dibandingkan kebanyakan bakteri.
Batas aktivitas air terendah untuk pertumbuhan khamir berkisar antara 0,88-0,94, misalnya untuk khamir bir adalah 0,94, untuk khamir yang ditemukan pada susu kental adalah 0,90, sedangkan untuk khamir roti adalah 0,905. Banyak khamir bersifat osmofilik, yaitu dapat tumbuh pada medium dengan aktivitas air relatif rendah, yaitu sampai 0,62-0,65 pada sirup, meskipun beberapa khamir osmofilik tidak dapat tumbuh pada aktivitas air sekitar 0.78 dalam larutan garam maupun sirup. Masing-masing khamir mempunyai batas aktivitas air minimal dan kisaran aktivitas air untuk pertum- buhan berbeda-beda, yaitu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kandungan nutrien substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen, ada tidaknya senyawa penghambat, dan sebagainya. Kisaran suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan kapang, yaitu dengan suhu optimum 25-30 0C dan suhu maksimum 35-47oC. Beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0 oC atau kurang. Kebanyakan khamir lebih menyukai tumbuh pada keadaan asam, yaitu pada pH 4-4,5, dan tidak dapat tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali jika telah ber- adaptasi. Khamir tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi yang bersifat fermentasi dapat tumbuh secara anaerobik meskipun lambat. Metabolisme dan Substrat untuk Pertumbuhan Khamir Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat metabolisme, yaitu yang bersifat ; (1) fermentatif, dan (2) oksidatif. Khamir fermentatif dapat mela- kukan fernentasi alkohol, yaitu memecah glukosa melalui jalur glikolisis (Embden Meyerhoff-Parnas) dengan total reaksi sebagai berikut: C6H12O6 -------------------------2C2H5Oh + 2 CO2

Glukosa Alkohol
Khamir yang digunakan dalam pembuatan roti dan bir merupakan spesies Saccharomyces yang bersifat fermentatif kuat. Tetapi dengan adanya oksigen, S. cerevisiae juga dapat melakukan repirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air. Oleh karena itu, tergantung dari kondisi pertumbuhan, S, cerevisiae dapat mengubah sistem metabolismenya dari jalur fermentasi menjadi oksidatif (respirasi). Pasteur adalah peneliti yang pertama kali mendemonstrasikan bahwa khamir yang bersifat fermentatif, jika diber aerasi aktivitas fermentasinya akan menurun, dan sebagian glukosa akan direspirasi (dioksidasi) menjadi karbondioksida dan air. Fenomena ini disebut efek Pasteur, dan telah diterapkan dalam produksi ragi roti, di mana tidak dikehendaki proses fermentasi atau pembentukan alkohol. Jika konsentrasi gula dipertahankan tetap rendah, kondisi yang sangat aerobik ( aksigen berlebihan) menyebabkan semua gula direspirasi menjadi karbondioksida dan air. Khamir yang di gunakan dalam pembuatan bir, yaitu S, carlsbergensis, bersifat fermentatif kuat dan oksidatif
lemah. Banyak spesies khamir yang bersifat aksidatif kuat, yaitu tidak dapat melakukan fermentasi alkohol, khamir semacam ini bersifat aerobik karena membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, misalnya semua spesies Rhodoforula, dan Cruptococcus, dan beberapa spesies Candida, Torulopsis, dan beberapa jenis lainnya. Selain itu bebe- rapa spesies khamir bersifat oksidatif kuat tetapi dapat melakukan fermentasi secara lemah, misanya beberapa spesies dari
jenis Debaryomyces dan Pichia. Pada khamir yang bersifat fermentatif, 70% dari glukosa di dalam substrat akan di ubah menjadi karbondioksida dan alkohol, sedangkan sisanya sebanyak 30% tanpa adanya nitrogen akan diubah menjadi produk penyimpanan cadangan. Produk penyimpanan tersebut akan digunakan kembali melalui fermentasi endogenous jika glukosa di dalam medium sudah habis. Kluyver mengemukakan tiga ketentuan dasar dalam fermentasi khamir,
yaitu;
1. Jika suatu khamir tidak dapat menfermentasi D-glukosa, khamir tersebut
tidak dapat menfermentasi gula-gula lainnya.
2. Jika suatu khamir dapat menfermentasi D-glukosa, khamir tersebut juga
dapat menfermentasi D-fruktosa dan D-mannosa, tetapi tidak selalu
D-galaktosa.
3. Jika suatu khamir menfermentasi maltosa, khamir tersebut tidak dapat
menfer- mentasi laktosa, demikian pula sebaliknya. Untuk ketentuan yang
ketiga ini ada beberapa kekecualian misalnya Brettanomyces claussenii
dapat menfermentasi maltosa dan laktosa.
Alasan terjadinya ketentuan-ketentuan dasar, fermentasi tersebut adalah
sebagai berikut;
1. Dalam fermentasi di, tri atau polisakarida, fermentasi selalu berlangsung
melalui glukosa. Enzim hidrolitik yang terdapat pada permukaan atau di
dalam sel me- mecah karbohidrat tersebut menjadi gula heksosa atau
glukosa. Oleh karena itu, jika glukosa tidak dapat difermentasi, sakarida
lainnya juga tidak dapat di fermentasi.
2. Tiga macam gula yaitu D-glukosa, D-fruktosa dan D-mannosa dapat
difosforilasi oleh enzim yang sama, yaitu heksokinase, menjadi
hekosoa-6-fosfat. Glukosa-6-fosfat dan mannosa 6-fosfat kemudian
mengalmai transformasi menjadi fruktosa -6-fosfat, dan masuk ke jalur
glikolitik, D-galaktosa difosforilasi menjadi galaktosa-6-fosfat oleh enzim
lainnya yaitu galaktokinas, dan diperlukan tiga tahap reaksi lagi sebelum
masuk ke jalur glikolitik. Oleh kaarena itu, khamir yang tidak mempunyai
galaktokonase dan enzim-enzim lainnya tidak dapat men- fermentasi
galaktosa, tetapi mungkin dapat menfermentasi D-glukosa, D-fruktosa dan
D-mannosa.
Enzim yang menghidrolisis sukrosa, melibiosa, raffinosa, inulin dan pati
terdapat pada permukaan sel. Oleh karena itu karbohidrat tersebut dipecah
terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam sel sebagai heksosa. Sebaliknya,
maltosa dan laktosa dihidrolisis di dalam sel setelah menembus membran
sebagai disakarida. Khamir yang ditumbuhkan pada glukosa biasanya jumlah
enzim-enzim penghidro- lisis di, tri, dan golisakarida sangat rendah. Untuk
merangsang sintesis enzim- enzim hidrolisis tersebut dibutuhkan masingmasing
karbohidrat sebagai induser.
Khamir dapat dibedakan atas tiga kelas. Yaitu:
1. Kelas Asomycetes atau khamir askosporognenous, di mana spora tumbuh
di dalam askus
2. Kelas Basidiomycetes, yang membentuk spora, pada basidium
3. Kelas Deuteromycetes, yaitu khamir yang tidak memproduksi spora
seksual di- sebut juga Gungi Imperfecti dan terdiri dari dua famili yaitu;
a. Sprorobolomycetaceae yang memproduksi ballistospora
b. Cryptococcaceae yang tidak memproduksi ballistospora maupun spora
seksual.


Sifat-sifat Beberapa Khamir Makanan
Kelompok Khamir Sejati (True Yeasts) Kebanyakan khamir yang digunakan dalam industri termasuk dalam kelas Ascomycetes, terutama jenis Saccharomyces. Dalam industri fermentasi yang meng- gunakan khamir dikenal istilah khamir liar (wild yeast), yaitu khamir yang tidak diingin- kan tumbuh dalam suatu fermentasi. Jadi khamir yang digunakan dalam suatu industri, jika mengkontaminasi industri lainnya yang menggunakan khamir berbeda dapat di- sebut khamir liar. Khamir yang sering menimbulkan masalah dalam industri fermentasi adalah yang tergolong khamir tidak berspora (asporogenous) atau disebut “false yeasts”. Kelompok Khamir yang Penting dalam Makanan Berdasarkan perbumbuhannya pada makanan, khamir dapat dikelompokkan menjadi beberapa grup seperti di bawah ini. Khamir film tumbuh pada permukaan makanan-makanan asam seperti acar, pikel dan sauerkraut, dan melakukan oksidasi asam organic sehingga makanan menjadi berkurang sifat keasamannya. Akibatnya, organism yang kurang tahan asam dapat tumbuh pada makanan tersebut dan menyebabkan kerusakan. Jenisjenis khamir yang tergolong khamir film misalnya Pichia, Hansenula, Debaryomyces, Candida dan Trichosporon, Hasenula dan Pichia tahan terhadap konsentrasi alkohol tinggi, oleh karena itu dapat tumbuh pada minuman anggur dan mengoksidasi alkohol menjadi asam dan ester. Debarymyces tahan terhadap konsentrasi garam tinggi sampai 24%, dan sering ditemukan pada cairan keju. Kelompok khamir film pada umumnya tidak memproduksi alkohol, atau
memproduksi alkohol dalam jumlah kecil.

Penggunaan Khamir dalam Industri
Penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi alcohol dari sumber karbohidrat, misalnya pati dan molase, prisip fermentasi ini digunakan dalam produksi alkohol, anggur, brem, minuman keras, dan sebagainya. Jika sebagai sumber karbohidrat digunakan pati, misalnya pati jagung, ubi kayu, beras, dan pati lain-lainnya, pati tersebut harus terlebih dahulu

dihidrolisis menjadi gula-gula sederhana yaitu glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya mengguna- kan enzim dari malt barlel atau kapang, atau dengan kombinasi asam dan pemanasan. Selain untuk memproduksi alkohol, khamir juga digunakan dalam industry lainnya misalnya dalam pembuatan roti untuk memproduksi gas karbon dioksida secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan mengembangkan roti, pembuatan protein sel tunggal, dan pembuatan makanan-makanan tradisional seperti tape dan brem.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGELOLAAN LABORATORIUM - MENGITUNG KEBUTUHAN UKURAN RUANG LABORATORIUM

Kurikulum Sebagai Sistem

ANTROPOLOGI KULINER