MAKALAH SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Setiap
manusia memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan
tersebut akan diolah dan diubah menjadi energi melalui proses pencernaan.
Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi dua, yaitu pencernaan mekanik
dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut. Pada proses
ini memerlukan bantuan lidah dan gigi. Sedangkan pada pencernaan kimiawi
terjadi di rongga mulut, lambung, dan usu. Proses ini memerlukan bantuan zat
kimiawi yang disebut enzim. Semua makhluk hidup memerlukan makanan untuk
mempertahankan hidupnya.
Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah untuk
pertumbuhan dan menjaga tubuh agar tetap sehat. Makanan yang masuk ke dalam
tubuh kita akan diolah melalui proses pencernaan. Proses pencernaan adalah
proses penghancuran makanan menjadi zat-zat makanan yang dapat diserap tubuh.
Alat yang berfungsi untuk menghancurkan makanan ini disebut alat pencernaan.
Agar makanan yang dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan baik, maka alat
pencernaan haruslah dalam keadaan sehat. Melalui alat pencernaan itulah zat-zat
makanan diolah terlebih dahulu, baru kemudian diserap oleh tubuh.
Dan didalam tubuh juga terdapat
kelenjar pencernaan, serta dalam proses pencernaan makanan tidaklah semulus
yang kita bayangkan , dalam mencerna makanan saluran pencernaan makanan ekerja
sangat ekstrim dalam mencerna makanan. Dengan hal itu terkadang pula kita
merasakan akibat dari sistem pencernaan makanan yang kurang baik, yaitu
terdapat gangguan pada sistem pencernaan, akibatnya muncullah berbagai macam
penyakit dengan segala penyebab .untuk itu disini kita juga akan membahas itu
serta hubngan pencernaan makanan dengan pencernaannya yang akan mengakibatkan
kegemukan atau hal-hal yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk atau
kurus.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Dalam
proses penyusunan karya tulis yang berjudul “Sistem Pencernaan Makanan” ini, kami mengangkat beberapa pokok yang akan dibahas, yaitu antara lain sebagai
berikut:
1.2.1. Apa pengertian pencernaan makanan?
1.2.2. Bagaimana Gambar saluran pencernaan makanan beserta kelenjarnya?
1.2.3. Bgaimana perjalanan suatu makanan melalui
sistem pencernaan ?
1.2.4. Apa pengertian enzim-enzim pencernaan beserta
perananannya ?
1.2.5. Apa saja gangguan pada sistem pencernaan?
1.2.6. Bagaimana hubungan antara makanan dengan
pencernaan makanannya sehingga menyebakan gemuk/kurus?
1.2.7. Apa sajakah yang dapat dilakukan
untuk mencegah seseorang yang gemuk/kurus?
1.3 TUJUAN
Dengan rumusan masalah
diatas, kami mempunyai tujuan,
yaitu antara lain sebagai berikut:
1.3.1. Mengerti
tentang pencernaan makanan.
1.3.2. Mengerti
gambar saluran pencernaan beserta kelenjarnya.
1.3.3. Mengetahui
perjalanan suatu makanan melalui sistem pencernaan .
1.3.4. Mengerti
pengertian enzim-enzim pencernaan beserta
perananannya.
1.3.5. Mengerti gangguan pada sistem pencernaan.
1.3.6. Mengerti hubungan antara
makanan dengan pencernaan makanannya sehingga menyebakan gemuk/kurus
1.3.7. Mengerti Apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang yang gemuk/kurus.
1.4 MANFAAT
Tercapainya
pemahaman dan dapat diterapkannya dalam bidang Anatomi Fisiologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENCERNAAN
Setiap
manusia memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan
tersebut akan diolah dan diubah menjadi energi melalui proses pencernaan.
Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi dua, yaitu pencernaan mekanik
dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut. Pada proses
ini memerlukan bantuan lidah dan gigi. Sedangkan pada pencernaan kimiawi
terjadi di rongga mulut, lambung, dan usus. Proses ini memerlukan bantuan zat
kimiawi yang disebut enzim.
Proses pencernaan adalah proses penghancuran
makanan menjadi zat-zat makanan yang dapat diserap tubuh. Alat yang berfungsi
untuk menghancurkan makanan ini disebut alat pencernaan. Agar makanan yang
dicerna dapat diserap oleh tubuh dengan baik, maka alat pencernaan haruslah dalam
keadaan sehat. Melalui alat pencernaan itulah zat-zat makanan diolah terlebih
dahulu, baru kemudian diserap oleh tubuh.
Adapun proses
pencernaan makanan meliputi hal-hal
berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna
berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna
SALURAN PENCERNAAN MAKANAN BESERTA KELENJARNYA
Gb. ALAT PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA
Rongga Mulut
Makanan
masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan air ludah (air liur).
Ketiga komponen itu berperan untuk mencerna makanan di dalam mulut. Gigi dan
lidah mencerna makanan secara mekanis. Air ludah mencerna makanan secara
kimiawi. Pencernaan secara mekanis merupakan pencernaan makanan dengan cara
dikunyah oleh gigi dan dibantu lidah. Sementara itu, pencernaan kimiawi
merupakan pencernaan makanan yang dilakukan oleh enzim.
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui
makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan
untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat:
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil.Perhatikangambardisamping. Gigi berfungsi menghancurkan makanan yang masuk dalam rongga mulut. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, gigi dibedakan menjadi tiga. Ketiga gigi tersebut yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham.
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil.Perhatikangambardisamping. Gigi berfungsi menghancurkan makanan yang masuk dalam rongga mulut. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, gigi dibedakan menjadi tiga. Ketiga gigi tersebut yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham.
b..Lidah
Lidah
mempunyai beberapa fungsi seperti mengatur letak makanan saat dikunyah,membantu
menelan makanan, dan mengecap rasa makanan. Lidah peka terhadap panas, dingin,
dan adanya tekanan. Lidah dapat mengecap makanan karena pada permukaannya
terdapat bintil-bintil lidah. Pada bintil-bintil lidah terdapat saraf pengecap.
Setiap permukaan lidah memiliki fungsi kepekaan rasa yang berbeda. Rasa pahit
terasa di bagian pangkal lidah, rasa manis terasa di bagian ujung lidah, rasa
asam terasa di bagian tepi kiri dan kanan lidah, dan rasa asin terasa di bagian
ujung dan dalam lidah.
Memiliki
peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c..Kelenjar Ludah
c..Kelenjar Ludah
Saat makanan dikunyah dalam mulut,
makanan dibasahi oleh air liur. Makanan menjadi licin dan mudah ditelan. Selain
itu, air liur mengandung enzim ptialin atau amilase. Enzim ini berfungsi untuk
mencerna zat tepung (amilum) secara kimiawi menjadi zat gula. Itulah sebabnya,
saat mengunyah nasi dalam waktu lama kita akan merasakan manis. Pencernaan
seperti ini merupakan contoh pencernaan kimiawi.
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut, yaitu kelenjar Parotis, kelenjar Submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut
dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang
disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur
makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah
menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang
esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju
lambung
Di pangkal
leher, terdapat dua saluran, yaitu batang tenggorokan dan kerongkongan. Batang
tenggorokan merupakan saluran pernapasan, sedangkan kerongkongan merupakan
saluran penghubung antara rongga mulut dan lambung. Kedua saluran ini
dipisahkan oleh sebuah katup. Katup akan menutup ketika sedang makan, dan akan
terbuka ketika sedang bernapas. Itu sebabnya dianjurkan untuk tidak berbicara
ketika sedang makan sebab dapat menimbulkan tersedak. Panjang kerongkongan
kira-kira 20 cm. Kerongkongan terdiri atas otot yang lentur. Makanan yang
berada di dalam kerongkongan akan didorong oleh dinding kerongkongan menuju
lambung. Gerakan seperti ini disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik
dilakukan oleh otot dinding kerongkongan.
Lambung
Lambung
adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Di dalam
lambung, makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan enzim yang disebut
pepsin. Pepsin berperan mengubah protein menjadi pepton. Di dalam lambung
terdapat asam klorida yang menyebabkan lambung menjadi asam. Asam klorida
dihasilkan oleh dinding lambung. Asam klorida berfungsi untuk membunuh kuman
penyakit dan mengaktifkan pepsin. Ketika proses pencernaan terjadi di lambung,
otot-otot dinding lambung berkontraksi. Hal tersebut menyebabkan makanan akan
tercampur dan teraduk dengan enzim serta asam klorida. Secara bertahap, makanan
akan menjadi berbentuk bubur. Kemudian, makanan yang telah mengalami pencernaan
akan bergerak sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
Lambung
dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung
disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik
melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun
lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
- Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon
sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
- Lipase , Memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
- Renin , Mengendapkan protein pada
susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
- Mukus , Melindungi dinding lambung
dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil
penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan
makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
Kelenjar Lambung
1.
Kelenjar Karida
Terletak paling dekat lubang yang ada disebelah usofagus, kelenjar
disini berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dan mengeluarkan
sekret mukus alkali.
2.
Kelenjar dari fundus terdahulu
bekerja: kelenjarnya tubuler dan berisi berbagai jenis sel, beberapa sel, yaitu
sel asamatau sel oxintik , menghasilkan asam yang terdapat dalam getah lambung.
3.
Kelenjar pilorik
Kelenjar dalam
saluran pilorik juga berbentuk tubuler, terutama menghasilkan mukus alkali.
Usus Halus
Setelah
dicerna di lambung, makanan masuk ke usus halus. Usus halus ini sebenarnya
sangat panjang, tetapi melipat-lipat di perut kita. Usus halus terdiri atas
tiga bagian, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerap. Di
dalam usus dua belas jari, makanan dicerna secara kimiawi. Pencernaan itu dilakukan
oleh getah empedu dan getah pankreas. Getah empedu dihasilkan oleh hati. Getah
empedu berfungsi untuk mencerna lemak. Beberapa enzim yang dihasilkan getah
pankreas sebagai berikut.
- Enzim amilase,
berfungsi mengubah zat tepung menjadi gula.
- Enzim tripsin,
berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
- Enzim lipase,
berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus
memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu
duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus
hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang
dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang
dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
- Disakaridase Menguraikan disakarida
menjadi monosakarida
- Erepsinogen Erepsin yang belum
aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi
asam amino.
- Hormon Sekretin Merangsang kelenjar
pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
- Hormon CCK (Kolesistokinin)
Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain
itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
- Bikarbonat Menetralkan suasana asam
dari makanan yang berasal dari lambung
- Enterokinase Mengaktifkan
erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi
tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
- Amilase Mengubah amilum menjadi
disakarida
- Lipase Mencerna lemak menjadi asam
lemak dan gliserol
- Tripsinogen Tripsin yang belum
aktif.
- Kimotripsin Mengubah peptone
menjadi asam amino
- Nuklease Menguraikan nukleotida
menjadi nukleosida dan gugus pospat
- Hormon Insulin Menurunkan kadar
gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
- Hormon Glukagon Menaikkan kadar
gula darah sampai menjadi kadar normal
Kelenjar
Usus Halus
Nama
|
Sifat
|
Kedudukan
|
Fungsi
|
Krip lieberkuhn
|
Kelenjar tubuler sederhana
|
Di seluruh selaput lendir usus halus
|
Barangkali mengeluarkan getah usus, sukus entrikus
|
Kelenjar brunner
|
Kelenjar bertandan kecil
|
Dilapisan submukosa usus, terutama di duodenum
|
Sekresi zat pelindung alkali untuk duodenum
|
Kelenjar soliter
|
Kelompok folikel atau nodul jaringan limfe
|
Diseluruh selaput lendir mukosa usus halus
|
Perlindungan usus terhadap serangan bakteri
|
Kelenjar peyer
|
Kelompok kelenjar soliter
|
Diermukaan mukosa ileum
|
|
Pada
rangkaian alat pencernaan terdapat usus buntu. Usus buntu berada di awal usus
besar dan berbatasan dengan usus halus. Di bawah usus buntu terdapat apendiks
(umbai cacing). Setelah melewati usus dua belas jari, makanan sampai di usus
kosong. Selanjutnya, makanan akan diurai proteinnya oleh enzim erepsin.
Sementara itu, karbohidrat yang terkandung dalam makanan tersebut akan diurai
oleh enzim maltase, sukrose, dan laktose. Setelah hancur dan lumat, makanan
menuju usus penyerap. Bagian dalam dinding usus penyerap berupa jonjot-jonjot.
Di dalam jonjot-jonjot itu terdapat ujung pembuluh darah. Melalui pembuluh
darah inilah terjadi penyerapan sarisari makanan. Sari-sari makanan masuk dalam
aliran darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Proses
pencernaan makanan
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Usus Besar
(Kolon)
Usus besar
merupakan kelanjutan dari usus halus. Usus besar terdiri atas usus besar naik,
usus besar melintang, dan usus besar turun. Di dalam usus besar terjadi
penyerapan air dan garam-garam mineral. Selanjutnya, sisa makanan dibusukkan
oleh bakteri pembusuk di dalam usus besar. Hasil pembusukan berupa bahan padat,
cair, dan gas.
Memiliki panjang 1,5
meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3
daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi
kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
Rektum dan Anus
Bagian akhir
dari saluran pencernaan berupa lubang keluar yang disebut anus. Sisa pencernaan
dari usus besar dikeluarkan melalui anus. Bahan padat hasil pembusukan
dikeluarkan sebagai tinja dan gas. Gas dikeluarkan berupa kentut. Sisa
pencernaan yang berupa cairan disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang
tidak berguna dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.
Anus Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik
PERJALANAN SUATU MAKANAN MELALUI SISTEM PENCERNAAN
TUBUH
Yang
menyebabkan perbedaan sangat besar ini adalah karena sari makanan yang kalian
makan bersatu pada tubuh kalian seiring waktu. Beberapa dari makanan ini
memberikan energi yang diperlukan untuk mengendarai sepeda, berlari, atau
bermain, sedangkan lainnya bersatu dengan tubuh dan membentuk daging dan
tulang. Zat-zat buangan dikeluarkan dari tubuh. Seluruh proses ini dilakukan
oleh sistem pencernaan kalian. Alat-alat tubuh dan kelenjar yang terdiri atas
lambung, usus, dan pankreas berperan dalam pencernaan.
|
Sistem
kerja pencernaan mirip dengan sistem kerja penyulingan minyak. Minyak mentah
yang tiba di penyulingan adalah bahan baku yang diproses lagi oleh mesin dan
disuling sehingga bisa digunakan. Makanan yang kita makan adalah bahan baku
pada tahap pertama dan kemudian diproses di dalam lambung sehingga bisa digunakan
oleh tubuh. Setelah dilumatkan di dalam lambung dan usus, makanan siap untuk
digunakan sebagai sari makanan untuk sel-sel dan diantarkan pada bagian-bagian
yang membutuhkan dalam tubuh melalui pembuluh darah.
Satu zat asal diproses
dalam penyulingan minyak bumi, lalu berbagai produk, misalnya bensin, yang
merupakan bahan bakar mobil, atau karet yang digunakan sebagai sol sepatu,
berasal dari zat ini. Demikian pula halnya dengan zat-zat dalam makanan yang
dihancurkan menjadi lemak, gula, dan karbohidrat di dalam lambung. Tapi ingat
bahwa yang terjadi di dalam lambung setelah kalian memakan nasi goreng yang
lezat jauh lebih rumit dibandingkan yang terjadi di dalam penyulingan minyak.
Bahkan, kerja pencernaan yang akan segera kita bahas ini tidaklah terjadi di
pabrik yang besar, melainkan dalam daerah yang sangat kecil di dalam tubuh
kalian.
Panjang
total saluran pencernaan yang dilalui makanan adalah 10 meter. Saluran ini 6-7
kali lebih panjang dari rata-rata tinggi manusia dan begitu mengagumkan bisa
dimasukkan ke dalam tubuh kita. Bagaimana saluran sepanjang itu bisa
ditempatkan di dalam tubuh manusia? Jawaban pertanyaan ini sekali lagi
mengungkap adanya rancangan khusus dalam penciptaaan tubuh kita.
saluran
itu pun pas masuk ke daerah yang sangat kecil, meskipun panjang. Bentuk khusus
ini adalah rancangan sempurna dari Tuhan kita, Yang telah menciptakan
segalanya. Bentuk sistem pencernaan ini hanyalah satu dari sekian banyak
keajaiban yang Allah ciptakan dalam tubuh kita.
Tahukan
kalian, mengapa gigi kalian berbeda-beda bentuknya?
Seperti
halnya bagian lain dari tubuh kita, gigi dalam mulut kalian juga telah diatur
oleh Allah dengan susunan yang paling nyaman dan bermanfaat untuk kalian.
Bakteri
bermanfaat yang hidup di belakang lidah kalian
BAGAIMANAKAH
PERUT MENCERNA MAKANAN?
|
|
Sistem
ini, seperti halnya seluruh sistem mesin, terdiri atas berbagai komponen, dan
berkat kerja sempurna setiap bagian (komponen)nya, kita bisa mencerna makanan.
Sangat penting artinya bahwa komponen sistem pencernaan ini saling selaras dan
sempurna, karena seluruh sistem akan gagal jika tidak demikian.
Sekarang mari kita
ambil sebuah contoh untuk menggambarkan mengapa seluruh komponen sebuah sistem
harus lengkap agar sistem itu bekerja dengan baik:
Sebuah
mobil-mobilan yang dikendalikan dengan remote control terdiri atas roda,
alat pengendali, motor, aki, gigi persneling, kabel, antena, dll. Demikian pula
halnya, sistem pencernaan terdiri atas berbagai komponen, yakni gigi, lidah,
kerongkongan, lambung, dan usus.
Sekarang
pikirkanlah. Apakah mobil-mobilan yang dikendalikan remote control akan
berjalan jika tidak ada antena atau roda? Tentu saja tidak. Mobil itu hanya
bisa berjalan jika seluruh bagian ada. Hal yang sama berlaku pula untuk sistem
pencernaan. Adanya lambung tidak akan ada artinya kecuali jika ada
kerongkongan, karena yang membawa makanan ke lambung adalah kerongkongan.
Demikian pula, usus tidak mungkin berguna jika tidak ada lambung, karena
makanan yang dicerna dalam lambung diteruskan ke usus, tempat makanan itu
menjadi bentuk kecil yang akan diteruskan ke sel-sel tubuh.
Ini
menunjukkan pada kita bahwa Tuhan kita, Pencipta segalanya, telah menciptakan
bagi kita sebuah sistem yang sempurna dalam segala hal. Ini menunjukkan sekali
lagi bahwa tidak ada tuhan selain Allah:
MESIN
PENCERNA MULAI BEKERJA...
Pencernaan
makanan dimulai dalam mulut. Karbohidrat dalam makanan yang kalian makan
pertama-tama dilumatkan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil oleh air
liur di dalam mulut kalian. Contohnya, mula-mula roti yang dimakan saat sarapan
mulai dilumatkan di dalam mulut. Namun akan diperlukan waktu yang lebih lama
untuk keju yang dimakan bersama roti agar bisa dilumatkan.
Makanan
yang dilumatkan di dalam mulut melalui kerongkongan dan mencapai lambung. Di
dalam lambung terdapat bentuk keseimbangan menakjubkan yang lain. Pencernaan
makanan dalam lambung dilakukan oleh cairan yang sangat kuat. Cairan ini adalah
asam hidroklorat. Seperti kalian ketahui, asam adalah zat yang membuat kulit
terkelupas. Asam mampu melelehkan apa pun yang bersentuhan dengannya. Misalnya,
untuk membersihkan lobang keran yang mampet ibu menggunakan cairan yang
mengandung asam. Dengan membersihkan kotoran dan zat-zat sampah yang menghambat
pipa, asam ini menghilangkan kemampetan. Berkat asam kuat yang ada dalam
lambung, makanan yang berbentuk serpihan besar ketika memasuki lambung, dipecah
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil yang bisa digunakan oleh tubuh.
Namun ada satu hal lain yang perlu dicatat.
Kita
telah membahas bahwa makanan yang dimakan dihancurkan menjadi bagian-bagian
kecil oleh lambung atau asam lambung. Lalu, mengapa asam ini tidak
menghancurkan lambung itu sendiri, yang juga terbuat dari daging? Sekarang
pikirkanlah. Asam lambung mencerna daging, misalnya yang kalian telan saat
makan malam, tetapi justru tidak mencerna lambung, yang juga adalah sepotong
daging. Mengapa demikian? Di sinilah, keunggulan penciptaan Tuhan terungkap kembali.
Allah, Yang telah menciptakan segalanya dengan sempurna merancang perlindungan
sehingga lambung itu sendiri tidak tercerna.
Tempat
berikutnya dalam perjalanan pencernaan adalah usus. Makanan dilumatkan menjadi
pertikel-pertikel yang lebih kecil lagi dan menjadi siap digunakan oleh
tubuh
setelah melalui dua usus, yaitu usus halus dan usus besar. Makanan yang
bermanfaat disalurkan ke dalam aliran darah sedang sisa-sisa yang tidak
diperlukan dikeluarkan dari tubuh oleh sistem pembuangan. Tahap makanan yang
dimakan melalui usus juga sangat penting. Pencernaan berlanjut di dalam usus
seperti halnya di dalam lambung. Makanan dilumatkan menjadi bagian yang lebih
kecil lagi. Makanan itu sekarang begitu kecil sehingga bisa diserap oleh
pembuluh darah di sekitar usus dan dimasukkan ke dalam aliran darah untuk
dibawa ke setiap bagian tubuh.
ENZIM PENCERNAAN DAN FUNGSINYA
Enzim yang
berperan dalam proses pencernaan
- Enzim
maltase atau ptialin. Enzim ini berfungsi untuk
mencerna makanan yang mengandung karbohidrat yang disebut pati (amilum)
menjadi gula sederhana yang disebut maltosa.
- Enzim
lisosom, Enzim ini berfungsi sebagai antibakteri karena
bersifat asam.
- Enzim lipase, Enzim lipase berfungsi untuk
mencerna lemak.
- Enzim amilase,
berfungsi mengubah zat tepung menjadi gula.
- Enzim tripsin,
berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
- Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak
menjadi asam lemak.
No.
|
Lokasi
|
Enzim
|
Substrat
|
Hasil
|
1
|
Kelenjar ludah
|
Amilase/ptialin
|
Amilum,glikogen
|
Disakarida(termasuk maltosa)
|
2
|
Lambung
|
Pepsin
|
Protein
|
Polipeptida rantai pendek
|
3
|
Usus halus
|
Peptidase,
Nukleas, Laktase, maltase,
sukrase
|
Polipeptida
rantai pendek
DNA, RNA
Disakarida
|
Asam amino
Gula, basa asam nukleat, Monosakarida
|
4
|
Pankreas
|
Lipase
Tripsin, kimotripsin
DNAase
RNAase
|
Trigliserida
Protein
DNA
RNA
|
Asam
lemak, gliserol
Polipeptida
rantai pendek
Nukleotida
Nukleotida
|
GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
A.
Grastitis
Radang lambung, atau
gastritis, atau lebih dikenal juga dengan penyakit maag merupakan suatu
gangguan pencernaan yang umum terjadi. Pada penyakit ini terjadi suatu iritasi
atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga menjadi merah, bengkak,
berdarah dan luka. Radang lambung dapat berupa serangan akut atau gangguan
kronis. Serangan akut terjadi mendadak misalnya setelah minum alkohol, kopi,
makanan berbumbu banyak atau yang susah dicerna.
Pada umumnya radang lambung dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
- Terlalu banyak makanan yang mengiritasi lambung, seperti yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-obatan seperti aspirin (dosis tinggi), kortison, kafein, kortikosteroid.
- adanya stress dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang.
- Adanya asam lambung yang berlebihan.
- Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau makan berlebihan
- Tertelannya substansi/zat yang korosif, seperti alkali, asam kuat, cairan pembersih kimiawi, dan lain-lain.
- Infeksi bakteri
Gejala dari penyakit radang lambung umumnya, yaitu :
* Mual dan sering muntah agak asam. Pada kondisi berat lambung mungkin dapat mengelupas sehingga mengakibatkan muntah darah
* perut terasa nyeri, pedih, kembung dan sesak (sebah) pada bagian atas perut.
* Napsu makan menurun drastis, wajah pucat, keringat dingin, pusing.
* Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
* Sulit tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut sebelah atas (ulu hati).
* Pada radang lambung kronis gejala yang ditunjukan lebih ringan, seringkali gejala menjadi samar, seperti tidak toleran terhadap makanan pedas atau berlemak atau nyeri ringan yang akan hilang setelah makan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah radang lambung, antara lain :
- konsumsi makanan yang lunak/lembut.
- Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti pedas, asam, alkohol, kafein, rokok, dan aspirin.
- jangan terlambat makan atau makan berlebihan,
- makan sedikit-sedikit tapi sering
- Usahakan buang air besar secara teratur
- Mengatasi Gangguan Lambung dengan Herbal/Tanaman Obat
- Obat-obat gangguan lambung yang dijual bebas di warung biasanya bersifat antacid yaitu menurunkan keasaman cairan di lambung dengan cara menaikan pH, sehingga untuk sementara gejala sakit akan hilang. Namun kesembuhan tersebut bersifat sementara karena lambung masih lemah akibat erosi, serta belum seimbangnya produksi kelenjar-kelenjar lambung.
Pada umumnya radang lambung dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
- Terlalu banyak makanan yang mengiritasi lambung, seperti yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-obatan seperti aspirin (dosis tinggi), kortison, kafein, kortikosteroid.
- adanya stress dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang.
- Adanya asam lambung yang berlebihan.
- Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau makan berlebihan
- Tertelannya substansi/zat yang korosif, seperti alkali, asam kuat, cairan pembersih kimiawi, dan lain-lain.
- Infeksi bakteri
Gejala dari penyakit radang lambung umumnya, yaitu :
* Mual dan sering muntah agak asam. Pada kondisi berat lambung mungkin dapat mengelupas sehingga mengakibatkan muntah darah
* perut terasa nyeri, pedih, kembung dan sesak (sebah) pada bagian atas perut.
* Napsu makan menurun drastis, wajah pucat, keringat dingin, pusing.
* Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
* Sulit tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut sebelah atas (ulu hati).
* Pada radang lambung kronis gejala yang ditunjukan lebih ringan, seringkali gejala menjadi samar, seperti tidak toleran terhadap makanan pedas atau berlemak atau nyeri ringan yang akan hilang setelah makan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah radang lambung, antara lain :
- konsumsi makanan yang lunak/lembut.
- Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti pedas, asam, alkohol, kafein, rokok, dan aspirin.
- jangan terlambat makan atau makan berlebihan,
- makan sedikit-sedikit tapi sering
- Usahakan buang air besar secara teratur
- Mengatasi Gangguan Lambung dengan Herbal/Tanaman Obat
- Obat-obat gangguan lambung yang dijual bebas di warung biasanya bersifat antacid yaitu menurunkan keasaman cairan di lambung dengan cara menaikan pH, sehingga untuk sementara gejala sakit akan hilang. Namun kesembuhan tersebut bersifat sementara karena lambung masih lemah akibat erosi, serta belum seimbangnya produksi kelenjar-kelenjar lambung.
DAMPAK
Faktor resiko adalah beberapa
kondisi yang menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit gastritis. Jika
seseorang telah terkena penyakit gastritis maka beberapa faktor resiko tersebut
harus dihilangkan agar penyakit gastritis tidak bertambah parah. Faktor resiko
sakit gastritis adalah :
1. Infeksi H.
pylori
2. Tinggal di
tempat padat dan kumuh, kondisi ini meningkatkan resiko infeksi H. pylori
3. Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS)
4. Pecandu
alkohol
5. Perokok
6. Usia tua
7. Kelainan
genetik
B.
KONSTIPASI
Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia mengalami pengerasan feses
atau tinja yang berlebihan sehingga sulit
untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada
penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup
parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal
bagi penderitanya.
Model
tinja atau feses 1 (konstipasi kronis),
2 (konstipasi sedang) dan 3 (konstipasi ringan) dari Bristol Stool Chart
yang menunjukkan tingkat konstipasi atau sembelit.
Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem
pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di
sekitar kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi
atau sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar
kita antara lain:
- Kekurangan
cairan tubuh atau dehidrasi
- Menderita panas dalam
- Stres atau depresi dan
aktivitas yang cukup padat
- Pengaruh hormon dalam tubuh
(misalnya karena menstruasi)
- Usus kurang elastis (biasanya
karena sedang dalam masa kehamilan atau usia lanjut)
- Kelainan anatomis pada sistem
pencernaan
- Gaya
hidup dan pola makan yang kurang teratur (seperti
diet yang buruk)
- Efek
samping akibat meminum obat yang mengandung banyak kalsium atau alumunium (misalnya obat antidiare, analgesik, dan antasida)
- Kekurangan
asupan vitamin C
dan kekurangan makanan berserat
- Merupakan
gejala penyakit
(misalnya (tifus
dan hernia)
- Sering menahan
rangsangan
untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama.
Tanda dan gejala
Wanita yang merasa
perutnya terasa tidak nyaman karena mengalami sembelit.
Gejala
dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola
makan, hormon,gaya
hidup dan bentuk usus besar setiap
orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada
sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
- Perut terasa
begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja
sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat
terlihat seperti sedang hamil).
- Tinja menjadi
lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan
jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya (bahkan dapat berbentuk
bulat-bulat kecil bila sudah parah).
- Pada saat buang
air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus
mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu
supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan berkeringat dingin).
- Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
- Bagian anus terasa
penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan
dengan tinja yang panas dan keras.
- Frekuensi buang angin meningkat
disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (jika kram perutnya parah,
bahkan penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang angin).
- Menurunnya
frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar
(biasanya buang air besar
menjadi 3 hari sekali atau lebih).
- Terkadang
mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
Foto
hasil sinar-x seseorang yang sedang mengalami
konstipasi atau sembelit. Lingkaran menunjukan area penumpukan tinja.
CARA MENGATASI
Jogging
merupakan salah satu olahraga yang dapat meredakan dan mencegah sembelit.
Pengobatan
dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan pengubahan pola
makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, memijat perut, minum air
putih sebanyaknya, meminum minuman prebiotik
dan probiotik, atau membiasakan diri untuk
buang air besar setiap hari dengan membuat jadwal buang air besar yang disebut bowel
training.
Sedangkan
dengan cara sedikit dipaksa yang biasanya untuk penderita obstipasi,
yaitu dengan mengonsumsi obat pencahar
disebut laksatif (yang kadang-kadang menyebabkan perut
terasa melilit berlebihan, tinja berbentuk cair,
atau bahkan ketergantungan obat pencahar), penghisapan tinja atau feses dengan
alat khusus, terapi serat, dan pembedahan (walaupun pilihan ini
cukup jarang dilakukan).
Agar penderita
konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:
- Menahan buang air
besar
- Mengkonsumsi
makanan siap saji dan bersifat panas
- Makan dalam porsi
yang banyak
- Meminum minuman
yang berkafein dan soft drink
C.
DIARE
Diare (atau dalam bahasa
kasar disebut menceret) (BM =
diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami
rangsangan buang air besar
yang terus-menerus dan tinja atau feses yang
masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian
paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap
tahunnya.
Penyebab
Sebuah mikrograf elektron dari rotavirus, penyebab
hampir 40% dari diare pada anak di bawah umur 5 tahun.
Kondisi
ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan
tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual
dan muntah.
Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan
definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Memakan
makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat
menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal
ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar
air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai
usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai
kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah
kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare
dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme,
dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit
Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare,
diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare
juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih
baik makan terlebih dahulu.
CARA MENGATASI
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi
sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila
dicampur dengan elektrolit untuk
menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama
dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun
terakhir.[1] Untuk banyak orang, perawatan
lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini
biasanya diperlukan pengawasan medis:
- Diare pada
balita
- Diare
menengah atau berat pada anak-anak
- Diare yang
bercampur dengan darah.
- Diare yang
terus terjadi lebih dari 2 minggu.
- Diare yang
disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat
badan, dan lain-lain.
- Diare pada
orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti
parasit)
- Diare dalam
institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.
DAMPAK DIARE
- Dehidrasi ringan, Kehilangan cairan 2 – 5 % dari
berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara
serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
- Dehidrasi Sedang, Kehilangan cairan 5 – 8 % dari
berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
- Dehidrasi Berat, Kehilangan cairan 8 - 10 % dari
bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang
ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku
sampai sianosis.
D.Apendisitis (Radang Umbai Cacing).
Radang pada umbai cacing ditandai dengan sakit
pada perut sebelah kanan bawah dan biasanya disertai demam. Umbai cacing
(apendiks) adalah tonjolan kecil pada usus buntu (sekum). Penyakit ini
disebabkan adanya makanan yang masuk di apendiks dan membusuk. Pembusukan
makanan di apendiks tersebut dapat mengakibatkan radang.
HUBUNGAN ANTARA MAKANAN DENGAN PENCERNAAN MAKANAN
Kegemukan
Kegemukan
adalah kondisi berat tubuh melebihi berat tubuh normal (Rimbawan & Albiner,
2004 ). Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori
dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebih dibandingkan dengan
kebutuhan atau pemakaian energi (energy expenditure). Kelebihan energi
di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak (Sediaoetama, 2008).
Dalam
penelitian Mardiani (2000) tentang hubungan beberapa komponen gaya hidup dengan
kejadian obesitas menyatakan bahwa gaya hidup dihubungkan dengan kejadian
obesitas, dimana gaya hidup dibagi menjadi beberapa variabel yaitu aktivitas
fisik, kegiatan rumah tangga, serta kebiasaan makan sehari-hari dan fast
food. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel aktivitas fisik,
kegiatan rumah tangga, serta kebiasaan makan berhubungan dengan kejadian
obesitas. Dimana semakin ringan aktivitas fisik dan tugas rumah tangga maka
resiko untuk obesitas
makin bertambah. Dalam penelitian Meiningtias
(2003) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan karbohidrat dengan
kegemukan, pola makan lemak dengan kegemukan, dan ada hubungan aktivitas fisik
dengan kegemukan. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan antara konsumsi
dan pengeluaran energi, serta aktivitas fisik yang kurang sehingga terjadi
penumpukan lemak dan akhirnya mengakibatkan kegemukan.
Dalam
penelitian Hadi (2003), menyatakan bahwa asupan energi bagi obesitas lebih
tinggi dibandingkan dengan yang non obesitas. Yang menarik ialah bahwa yang
obesitas 2-3 kali lebih sering mengkonsumsi fastfood. Seseorang yang
asupan energinya tinggi (≥ 2200 kkal/hari) dan mempunyai waktu menonton TV ≥ 3
jam/hari mempunyai risiko menderita obesitas 12,3 kali lebih tinggi dibandingkan
seseorang yang asupan energi < 2200 kkal/hari dan waktu menonton TV < 3
jam/hari. Studi ini menunjukkan adanya interaksi antara gaya hidup sedentarian
(perilaku hidup kurang gerak) dan diet tinggi kalori.
Berdasarkan
penelitian Hudha (2006) tentang hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik
terhadap obesitas, menunjukkan bahwa obesitas disebabkan karena pola makan yang
tergolong kategori baik dan aktivitas fisik yang tergolong aktivitas fisik
ringan sehingga energi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan asupan pangan. Jika
hal ini terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya
penumpukan lemak di bawah kulit yang akhirnya terjadi obesitas.
Faktor-faktor
diet dan pola aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keseimbangan
energi dan dapat dikatakan sebagai faktor-faktor utama yang memicu pertambahan
berat badan. Lebih jelasnya, diet tinggi lemak dan tinggi kalori
dan pola hidup kurang gerak (sedentary
lifestyles) adalah dua karakteristik yang sangat berkaitan dengan peningkatan
prevalensi obesitas di seluruh dunia (WHO, 2000 yang dikutip dari Hadi, 2003).
Kegemukan
(Obesity) lebih banyak terkait dengan jenis atau apa yang dimakan
daripada jumlah atau berapa banyak yang dimakan. Sebagai contoh, rata-rata
konsumsi energi penduduk Cina lebih tinggi daripada rata-rata konsumsi energi
penduduk Amerika. Namun, yang mengalami obese 25% lebih banyak di
Amerika. Perbedaannya ternyata pada sumber energi. Sumber energi orang Cina
lebih banyak dari Karbohidrat (dua kali lipat) dan lebih sedikit dari Lemak
(hanya sepertiga) dari pola makan orang Amerika (Khomsan, dkk, 2004). Orang
yang kegemukan lebih banyak mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi
dibandingkan orang yang berat tubuhnya normal. Hal ini membuktikan bahwa asupan
lemak yang lebih tinggi, bukan pangan yang kaya karbohidrat, erat kaitannya
dengan kegemukan dan obesitas. Bertambahnya berat tubuh seseorang akibat
mengkonsumsi makanan tertentu sebenarnya tergantung pada banyaknya pangan
tersebut menyumbang asupan energi total dan banyaknya yang terbakar (Rimbawan
& Albiner, 2004).
2.5.
Tipe Kegemukan
Kegemukan
dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu (Purwati, dkk, 2007) :
1.
Kegemukan menurut timbunan lemak
Berdasarkan
timbunan lemak dalam tubuh, kegemukan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
a)
Tipe android (tipe buah apel)
Tubuh
gemuk tipe android ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan di bagian
tubuh sebelah atas, yaitu di sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Akibatnya,
tubuh bagian atas terkesan lebih besar bila dibandingkan dengan tubuh bagian
bawah sehingga menyerupai buah apel. Kegemukan tipe ini lebih banyak terjadi
pada pria dan wanita yang sudah mengalami menopause. Tipe android potensial
berisiko lebih tinggi terhadap serangan penyakit yang berhubungan dengan
metabolisme lemak dan glukosa seperti penyakit gula (diabetes mellitus),
penyakit jantung koroner, stroke, pendarahan otak, dan tekanan darah tinggi.
Selain itu, kemungkinan untuk terserang kanker payudara enam kali lebih besar
dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat tubuh normal. Namun, penderita
kegemukan tipe ini lebih mudah menurunkan berat tubuh dibanding tipe ginoid.
Proses penurunan tersebut dapat terlihat nyata bila diikuti dengan diet dan
olahraga yang tepat.
b)
Tipe ginoid (tipe buah pir)
Gemuk
tipe ginoid ditandai dengan penimbunan lemak di bagian tubuh sebelah bawah,
yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan bokong. Kegemukan tipe ini banyak
terjadi pada wanita. Dari segi kesehatan tipe ini lebih aman bila dibandingkan
dengan tipe android karena risiko kemungkinan terkena penyakit degeneratif
lebih kecil. Akan tetapi, lebih sukar menurunkan kelebihan berat tubuh pada
tipe ini.
2.
Kegemukan menurut kondisi sel
Berdasarkan
kondisi sel, kegemukan dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu :
a)
Tipe Hiperlastik
Tipe
hiperlastik merupakan kegemukan yang disebabkan oleh jumlah sel lemak lebih
banyak dibandingkan dengan kondisi normal. Akan tetapi, ukuran sel lemak
tersebut masih sesuai dengan ukuran sel yang normal. Kegemukan tipe hiperlastik
biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan sulit untuk diturunkan ke berat badan
normal. Bila terjadi penurunan berat tubuh, sifatnya hanya sementara dan
kondisi tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula.
b)
Tipe hipertropik
Kegemukan
yang termasuk dalam tipe hipertropik mempunyai jumlah sel yang normal, tetapi
ukuran sel lebih besar dari ukuran normal. Kegemukan ini biasa terjadi pada
dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat tubuh dibanding tipe
hiperlastik. Namun, kegemukan tipe ini mempunyai risiko lebih mudah terserang
penyakit gula dan atau tekanan darah tinggi.
c)
Tipe hiperlastik-hipertropik
Pada
kegemukan tipe ini jumlah maupun ukuran sel yang terdapat pada tubuh seseorang
melebihi ukuran normal. Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-anak dan
berlangsung terus hingga dewasa. Mereka yang mengalami kegemukan tipe ini
paling sukar menurunkan berat tubuh. Dengan demikian, seseorang dengan tipe
kegemukan seperti ini paling mudah terserang berbagai penyakit degeneratif
seperti penyakit gula atau tekanan darah tinggi.
3.
Kegemukan menurut umur
Kondisi
gemuk tidak memandang umur seseorang, mulai dari bayi hingga tua dapat
mengalami kegemukan. Berdasarkan hal tersebut, penggolongan kegemukan dapat
dilakukan berdasarkan umur seseorang.
a)
Kegemukan saat bayi
Kegemukan
pada masa bayi disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua, terutama tentang
kebutuhan konsumsi makanan. Pihak orang tua harus paham benar akan waktu dan
menu yang tepat untuk memberi makan terhadap bayinya. Seorang bayi yang
menangis belum tentu merasa lapar, mungkin merasa sakit pada bagian tubuh
tertentu atau pakaiannya basah. Oleh karena itu, kurang tepat bila setiap bayi
menangis selalu diberi makan. Kegemukan pada masa bayi perlu dihindari karena
jumlah bayi yang menderita kegemukan pada umur enam bulan pertama ternyata
lebih dari sepertiganya menjadi gemuk pada saat dewasa. Bayi gemuk belum tentu
sehat, bahkan dapat berakibat negatif dan membawa berbagai kesulitan seperti
tingginya risiko kejang.
b)
Kegemukan saat anak - anak.
Kegemukan
pada masa anak-anak disebabkan oleh pola makan yang salah disertai aktivitas
fisik yang rendah. Aktivitas fisik sangat diperlukan dalam proses pembakaran
kelebihan lemak dalam tubuh. Namun, dengan adanya acara televisi yang memukau,
kemudahan-kemudahan transportasi, dan perkembangan teknologi membuat anak-anak
enggan melakukan kegiatan yang banyak mengeluarkan energi. Selain itu, siaran
televisi dan media massa umumnya memberikan informasi dalam bentuk iklan yang
di antaranya menawarkan produk-produk makanan yang berkadar
kalori dan lemak tinggi. Iklan-iklan tersebut
sangat menarik sehingga banyak mempengaruhi perilaku maupun pola makan
anak-anak.
c)
Kegemukan saat dewasa
Kegemukan
sering terjadi pada masa dewasa karena lemak tubuh mulai menumpuk. Umur 30
tahun merupakan umur saat seseorang mulai mantap dalam kariernya, ditandai
dengan tanggung jawab makin besar, ambisi tinggi, dan pekerjaan menumpuk. Pada
kondisi seperti itu, seseorang menjadi sering terlibat dalam
pertemuan-pertemuan seperti makan siang, makan malam bersama, pesta, dan
rapat-rapat yang tidak luput dari soal makanan lezat. Kesibukan-kesibukan
tersebut menjadi penyebab kekurangan waktu untuk berolahraga. Oleh karena itu,
bila kurang hati-hati dalam menjaga tubuh, perlahan-lahan kegemukan mulai
mengintai. Bila dibiarkan, pada umur 45 - 60 tahun dapat terserang beberapa
penyakit-penyakit seperti jantung koroner, diabetes, dan penyakit lainnya,
terutama pada orang-orang yang kegemukan.
2.6.
Faktor-Faktor Penyebab Kegemukan
Sebagian
besar penyebab kegemukan adalah tingginya konsumsi kalori tanpa dibarengi oleh
aktifitas fisik yang memadai (Anonim, 2009). Beberapa faktor utama penyebab
kegemukan adalah genetik, psikologis, makanan, dan perilaku/ gaya hidup
(Rimbawan & Albiner, 2004).
2.6.1. Faktor Konsumsi
Penyebab
utama terjadinya kegemukan adalah konsumsi energi yang berlebihan. Contoh
makanan yang mengandung energi tinggi adalah makanan pokok dan makanan
berlemak. Beberapa makanan jajanan yang dikenal dengan istilah fast
Universitas
Sumatera Utara
food juga memiliki komposisi gizi yang tidak seimbang,
yakni tinggi lemak, rendah serat (Lisdiana, 1998).
Konsumsi
makanan yang berlebihan terutama yang mengandung karbohidrat dan lemak akan
menyebabkan jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan
kebutuhan energi. Kelebihan energi ini di dalam tubuh akan disimpan dalam
bentuk jaringan lemak yang lama kelamaan akan mengakibatkan obesitas. Ditambah
kebiasaan yang tidak benar sehingga memacu seseorang dapat menjadi gemuk. Kebiasaan
ini antara lain sering mengkonsumsi makanan kecil yang tinggi kalori atau
sering diberi istilah “ngemil”.
2.6.2.
Faktor Genetik
Selain
faktor konsumsi, kegemukan dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Faktor
genetik (faktor keturunan) adalah faktor bawaan yang berasal dari orang tua.
Faktor genetik dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan. Bila bapak dan ibu
tidak gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 9%. Bila bapak atau ibu
gemuk (salah satu orang tua gemuk), kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 41 –
50%, sedangkan bila bapak dan ibu gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah
66 – 80% (Lisdiana, 1998).
Menurut
William Bennet dan Joel Gurin (1982) yang dikutip dari Katahn (1995), orang
yang mempunyai bawaan gemuk, secara alami ia akan menjadi gemuk. Sedangkan
orang yang mempunyai bawaan kurus maka secara alami ia akan menjadi kurus. Dan
keadaan ini tidak akan berubah bila tidak ada upaya-upaya kontinu untuk
mengubah keadaan tersebut. Bennet dan Gurin menyarankan bahwa satu-satunya cara
untuk mengubah faktor genetik yaitu dengan aktivitas fisik.
2.6.3. Faktor Psikologis
Apa
yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu
bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini
merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas,
dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa
tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada
dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam
jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan
pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan
dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan
memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang
dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya
nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan
insomnia pada malam hari (Anonim, 2009).
2.6.4. Faktor Perilaku / Gaya Hidup
Era
globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan
pangan, jasa, dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi
masyarakat, terutama di perkotaan. Melalui rekayasa ilmu pengetahuan dan
teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat
lokal, tetapi menjadi global (Khomsan,dkk, 2004).
Universitas
Sumatera Utara
Beberapa perilaku / gaya hidup yang kurang
tepat dapat menimbulkan kegemukan, seperti (Purwati, dkk, 2007):
1.
Makan Berlebihan
Mempunyai
nafsu makan yang berlebihan merupakan kebiasaan yang buruk, baik dilakukan di
rumah, restoran, pertemuan-pertemuan, maupun pesta. Apabila sudah kenyang,
jangan sekali-kali menambah porsi makanan meskipun makanan yang tersedia sangat
lezat dan merupakan makanan favorit.
2.
Makan terburu-buru
Kebiasaan
makan secara terburu-buru (tergesa-gesa) akan menyebabkan efek kurang
menguntungkan bagi pencernaan dan dapat mengakibatkan cepat merasa lapar
kembali. Padahal jika makan dikunyah lebih lama selain kelezatan makanan dapat
dinikmati, juga dapat membuat lama waktu makan. Dengan demikian tanpa disadari
makanan yang masuk ke mulut relatif lebih sedikit, tetapi rasa kenyang dapat
terpenuhi.
3.
Menghindari Makan Pagi
Banyak
orang yang menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau
memakan makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif
banyak. Dengan kondisi ini, jika dihitung jumlah kalori yang masuk ke dalam
tubuh lebih banyak jika dibandingkan kalau makan pagi.
4.
Waktu Makan Tidak Teratur
Jika
jarak antara dua waktu makan terlalu panjang, ada kecenderungan untuk
mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Jika keadaan tersebut berlangsung
relatif lama maka akan mengakibatkan kegemukan
5.
Salah Memilih dan Mengolah Makanan
Ada
berbagai sebab atau karena ketidaktahuan dimana seseorang salah memilih
makanan. Sementara itu banyak juga orang memilih makanan hanya karena prestise
atau gengsi semata. Makanan cepat saji yang banyak ditawarkan sekarang
banyak mengandung lemak, kalori, dan gula berlebih.
6.
Kebiasaan Mengemil Makanan Ringan
Mengemil
merupakan kegiatan makan diluar waktu makan. Biasanya makanan yang dikonsumsi
berupa makanan kecil (makanan ringan) yang rasanya gurih, manis, dan digoreng.
Bila tidak dikontrol, hal ini akan mengakibatkan kegemukan karena jenis makanan
tersebut adalah makanan tinggi kalori.
2.6.5. Faktor Lain Yang Berhubungan Dengan Kegemukan
Selain
faktor diatas, masih ada faktor lain yang berhubungan dengan kegemukan, yaitu:
a. Ras
b.
Berat badan saat anak-anak
c.
Hormon
BAB III
PENUTUP
Setiap
manusia memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan
tersebut akan diolah dan diubah menjadi energi melalui proses pencernaan.
Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi dua, yaitu pencernaan mekanik
dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut. Pada proses
ini memerlukan bantuan lidah dan gigi. Sedangkan pada pencernaan kimiawi
terjadi di rongga mulut, lambung, dan usus. Proses ini memerlukan bantuan zat
kimiawi yang disebut enzim.
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
DAFTAR PUSTAKA
http:/id.wikipedia.org/wiki/Sembelit
Komentar
Posting Komentar