MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN : TELUR
BAB IV. TELUR
A. Struktur Telur
Pada dasarnya, struktur telur terdiri dari sel yang
hidup, yang dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan
terbesar. Kedua komponen ini dikelilingi
oleh putih telur yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan
tekanan osmose antara kuning dan putih telur.
Telur
mempunyai struktur yang sangat khas, dan mengandung zat gizi yang cukup untuk
pertumbuhan sel telur yang sudah dibuahi menjadi seekor anak. Bagian-bagian utama telur adalah putih telur
(albumen); kuning telur (yolk), dan kulit telur (egg shell). Struktur telur dapat dilihat pada Gambar 5. Secara lebih terperinci struktur telur dapat
dibagi menjadi 9 bagian, yaitu :
1. Kulit telur dengan permukaan yang agak berbintik-bintik
2. Membran kulit luar dan dalam yang tipis, terpisah
pada ujung yang tumpul dan membentuk ruang udara
3. Putih telur bagian luar yang tipis dan berupa
cairan
4. Putih telur yang kental dan kokoh berbentuk kantung
albumen
5. Putih telur bagian dalam yang tipis dan berupa
cairan
6. Struktur keruh berserat yang terlihat pada kedua
ujung kuning telur, yang dikenal sebagai khalaza dan berfungsi memantapkan
posisi kuning telur
7. Lapisan tipis yang mengelilingi kuning telur, dan
disebut membrane fitelin
8. Benih atau bastodisc yang terlihat sebagai
bintik kecil pada permukaan kuning telur.
Dalam telur yang terbuahi, benih ini berkembang menjadi anak ayam
9. Kuning telur, yang terbagi menjadi kuning telur
berwarna putih berbentuk vas, bermula dari benih ke pusat kuning telur, dan kuning
telur yang berlapis yang merupakan bagian terbensar (Buckle et al.,
1987).
Gambar 5. Bagian-bagian telur
Bagian luar telur terdiri dari kerabang (kulit
kasar, cangkang), selanjutnya putih telur dan kuning telur di
tengah-tengah. Perbandingan berat antara
kulit telur, putih telur dan kuning telur pada telur ayam umumnya sekitar 12,3
: 55,8 : 31,9 persen. Sedangkan pada
telur bebek 12,0 : 52,6 : 35 :4 persen.
Kuning telur terletak di bagian pusat diikat kuat
oleh bagian putih telur oleh lapisan khalaza.
Pada bagian yang tumpul dari isi telur terdapat rongga udara/kantung
udara (air cell), rongga ini berfungsi sebagai tempat persediaan udara
sewaktu embrio bernafas. Embrio terletak
tepat di belakang kantung udara..
1. Kulit Telur
Kulit
telur terdiri dari 94 – 97 % kalsium karbonat, sedangkan sisanya berupa bahan
organik dan pigmen. Di seluruh bagian
kulit telur terdapat banyak pori-pori dengan ukuran yang berbeda-beda. Umumnya pada setiap cm2 kulit
telur terdapat 7500 buah pori-pori dengan penyebaran yang berbeda-beda. Pori-pori telur ayam mempunyai ukuran lebar
sekitar 9 - 38 mikron dan panjang sekitar 14 - 54 mikron.
Kulit telur merupakan bahan alami yang
dapat melindungi telur dari masuknya bakteri, tetapi karena kulit telur berpori
maka hal ini tidak menjamin bahwa telur akan bebas dari kontaminasi bakteri.
Adanya membran pada telur (shell membran), empat lapis putih telur (the
four layers of the white) dan membran kuning telur (yolk membrane)
atau disebut pula dengan vitelline dapat mencegah bakteri menembus kuning telur,
dimana kuning telur ini merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri
Kulit telur terdiri dari 4 bagian utama pembentuk
kulit, yaitu kutikula, lapisan bunga karang, lapisan mamila dan lapisan
membrana.
1. Kutikula merupakan lapisan paling luar yang
menyelubungi seluruh permukaan kulit telur.
Lapisan ini sangat tipis, berkisar antara 3 - 10 mikron. Bahan atau zat yang membentuk lapisan ini
adalah zat protein kreatin yaitu mucin.
Permukaan kulit terlihat agak berbintik-bintik. Lapisan kutikula yang
melapisi permukaan telur ini, tanpa ada pori-pori yang terbuka tapi sifatnya
bisa dilalui gas, sehingga keluarnya uap air dan gas CO2 dari isi
telur masih bisa terjadi.
2. Lapisan Bunga Karang atau calcareus
merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur, letaknya di bawah
kutikula. Lapisan ini terdiri dari
protein serabut yang berbentuk anyaman dan lapisan kapur yang terdiri dari
senyawa kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat (Ca3(PO4)2),
magnesium karbonat (MgCO3) dan magnesium fosfat (Mg3(PO4)2). Apabila lapisan ini dihilangkan bagian
kapurnya (caranya dengan menambahkan asam kuat), maka akan terlihat suatu
bentuk anyaman seperti bunga karang, sehingga lapisan ini disebut lapisan bunga
karang.
3. Lapisan Mamila merupakan lapisan ketiga dari kulit
telur yang terdiri dari lapisan berbonggol-bonggol berbentuk kerucut dengan
penampang bulat atau lonjong. Lapisan
ini sangat tipis, tebalnya kurang lebih sepertiga dari lapisan seluruh kulit
dan terdiri dari bagian protein anyaman dan mineral.
4. Lapisan membrana merupakan bagian lapisan kulit
telur yang terdalam, terdiri dari dua lapisan selaput yang berbentuk seperti
kertas perkamen. Lapisan ini menyelubungi seluruh isi telur, tebalnya sekitar
65 mikron yang terbuat dari keratin.
Semakin ke arah bagian yang tumpul semakin menebal. Lapisan membrana
yang melekat pada lapisan mamilla lebih tebal dibanding lapisan membrana di
bawahnya yang berhubungan dengan putih telur.
Segera setelah dikeluarkan oleh induknya, telur mengalami pendinginan
dan kehilangan gas serta air yang menyebabkan pengkerutan. Pada saat ini, terjadi pemisahan kedua
lapisan membrana sehingga terbentuk ruang udara. Sesaat setelah ditelurkan, besarnya ruang
udara kira-kira 1/8 inci dan terus bertambah besar seiring dengan semakin
lamanya waktu penyimpanan yang menyebabkan kehilangan air dan CO2. Besarnya ruang udara tersebut dipakai sebagai
atribut mutu telur.
2. Putih Telur
Putih telur terdiri dari empat lapisan. Lapisan luar terdiri dari cairan kental yang
banyak mengandung serat-serat musin. Lapisan tengah merupakan anyaman musin
setengah padat. Lapisan ketiga merupakan
cairan yang lebih encer, sedangkan khalazifera berbentuk serat-serat
musin yang terjalin seperti anyaman tali dan membatasi antara putih dan kuning
telur, berfungsi untuk menahan kuning telur agar tetap pada tempatnya. Putih telur bersifat lebih alkalis dengan pH
sekitar 7,6. Komponen utama dari putih
telur adalah protein, sedangkan lemak terdapat dalam jumlah kecil. Protein putih telur utama terdiri dari ovalbumin,
conalbumin, ovomucoid, lizozime, dan globulin. Senyawa antimikroba
yang terdapat pada telur adalah lizozime, conalbumin, dan ovoinhibitor
yang berfungsi untuk membantu memperlambat proses kerusakan telur.
3. Kuning Telur
Kuning telur merupakan bagian terpenting pada
telur, karena kuning telur mengandung zat bergizi tinggi untuk menunjang
kehidupan embrio. Bentuk kuning telur
hampir bulat, terletak ditengah-tengah dan berwarna jingga atau kuning. Pigmen pemberi warna kuning terdiri dari kriptoxantin,
xantofil, karoten dan lutein.
Kuning
telur terbungkus oleh selaput tipis, kuat dan elastis yaitu “membran vitelin”
dengan ketebalan sekitar 24 mikron, terbuat dari protein musin dan
keratin. Di samping itu, kuning telur
tersusun dari lapisan-lapisan putih dan kuning, biasanya berjumlah 6 lapisan
berselang-seling dengan lapisan kuning yang lebih lebar.
Pada
bagian pusat kuning telur terdapat bagian yang berwarna putih yang disebut “latebra”
dengan diameter sekitar 6 mm dan jumlahnya 0.6 % dari seluruh kuning
telur. pH kuning telur sekitar 6.0,
lebih asam dibandingkan putih telur.
Pada kuning telur yang baru ditetaskan, kita dapat melihat dengan jelas
membran vitelin, benih/bastodisc dan membran khalaza (Gambar 6).
|
|
|
Gambar 6. Telur
yang baru keluar dari induk ayam
B. Bentuk dan Ukuran Telur
Bentuk telur unggas bermacam-macam, umumnya
berbentuk hampir bulat sampai lonjong.
Perbedaan bentuk ini terjadi karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi
antara lain sifat turun temurun, umur unggas saat bertelur, serta sifat-sifat
fisiologis yang terdapat dalam tubuh induk. Biasanya bentuk telur dinyatakan
dalam indeks perbandingan antara lebar dan panjang dikalikan 100. Telur dari unggas yang berbeda
menghasilkan ukuran yang berbeda pula.
Umumnya telur bebek lebih besar dan lebih berat dari telur ayam. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara
lain jenis unggas, umur, perubahan musim
sewaktu unggas bertelur, sifat keturunan, umur pembuahan, berat tubuh induk dan
pakan yang diberikan. Ukuran-ukuran
telur dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7.
Ukuran telur : Medium, large dan Extra Large
C. Komposisi
Kimia Telur
Telur merupakan salah satu produk peternakan yang
memberikan sumbangan besar bagi tercapainya kebutuhan gizi masyarakat. Selain mudah didapat, harga telur relatif
terjangkau dan dapat diolah menjadi hidangan yang lezat. Dari sebutir telur akan diperoleh gizi yang
cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap dan bersifat
mudah dicerna. Komposisi kimia telur
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Komposisi kimia telur
Komponen
|
Telur utuh (%)
|
Putih telur (%)
|
Kuning telur (%)
|
Air
|
37.0
|
87.6
|
51.1
|
Protein
|
12.9
|
10.9
|
16.0
|
Lemak
|
11.5
|
-
|
30.0
|
Karbohidrat
|
1.1
|
1.1
|
1.1
|
Karbohidrat bebas
|
0.3
|
0.4
|
0.2
|
Abu
|
1.0
|
0.7
|
1.7
|
1. Kandungan Protein
Mutu suatu protein pada bahan pangan ditentukan
oleh daya cernanya serta jumlah dan komposisi asam amino esensial
penyusunnya. Protein telur bermutu
tinggi dan bersifat mudah dicerna, sehingga sangat baik dikonsumsi oleh
anak-anak yang sedang tumbuh, ibu hamil dan menyusui, bahkan telur juga
dianjurkan untuk diberikan pada orang yang sedang sakit untuk mempercepat
proses penyembuhannya. Komposisi
asam amino esensial telur ayam ras dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kandungan asam amino esensial telur ayam ras
per 100 g
No.
|
Asam amino esensial
|
Telur ayam ras (mg)
|
1.
|
Isoleusin
|
486
|
2.
|
Leusin
|
904
|
3.
|
Lisin
|
744
|
4.
|
Metionin
|
284
|
5.
|
Fenilalanin
|
744
|
6.
|
Treonin
|
523
|
7.
|
Triptofan
|
150
|
8.
|
Valin
|
677
|
2. Kandungan Lemak
Hampir
semua lemak di dalam telur terdapat pada bagian kuning telur, yaitu mencapai 30
%, sedangkan pada putih telur hanya terdapat 0.03 %. Satu butir telur mengandung kira-kira 6 g
lemak yang bersifat mudah dicerna. Mengingat kandungan terbanyak pada kuning
telur adalah lemak, maka kuning telur merupakan sumber lemak. Komposisi lemak
pada kuning telur yaitu 65.5% trigliserida, 28,3% fosfolipid dan 5.2%
kolesterol. Komposisi fosfolipid kuning
telur terdiri dari 73% fosfatidilkolin, 15% fosfatididiletanolamin, 5.8%
lisofosfatidilkolin, 2.5% sfingomielin, 2.1%
lisofosfatidiletanolamin, 0.9% plasmalogen dan 0.6% inositol fosfolipid,
sedangkan asam lemak pada kuning telur terdiri dari asam palmitat, asam oleat
dan asam linoleat.
Kolesterol digunakan untuk membentuk garam-garam
empedu yang diperlukan untuk pencernaan lemak yang berasal dari makanan. Selain itu kolesterol juga diperlukan sebagai
komponen pembentukan hormon seksual seperti testosteron dan hormon adrenalin. Fungsi
trigliserida dan fosfolipid umumnya bagi tubuh adalah sebagai sumber energi,
dimana 1 g lemak menghasilkan energi sebesar 9 kilokalori. Lemak dalam telur
berbentuk emulsi (bergabung dengan air) sehingga menjadi lebih mudah dicerna
baik oleh bayi, anak-anak, dewasa maupun golongan lanjut usia.
3. Kandungan Vitamin dan Mineral
Telur
mengandung semua vitamin, kecuali vitamin C dan K. Telur merupakan sumber
vitamin D alami kedua terbesar setelah minyak hati ikan hiu. Oleh karena itu maka telur sangat baik untuk
pertumbuhan tulang anak-anak. Kandungan
vitamin dan mineral telur utuh dapat dilihat pada Tabel 14.
Selain kandungan gizi yang sangat menguntungkan
tersebut, secara alami telur
juga mengandung bakteri Salmonella,
terutama pada bagian putih telur. Selama telur berada dalam keadaan utuh,
bakteri ini tidak dapat berkembang. Akan tetapi ketika membran dari putih telur
mulai melemah, maka bakteri Salmonella
dapat menembus membran kuning telur. Karena kandungan nutrisi pada kuning telur
tinggi, maka Salmonella akan
memperbanyak diri, terutama terjadi bila telur disimpan pada ruang yang relatif
hangat.
Bakteri Salmonella dibawa oleh induk ayam.
Dengan berjalannya waktu, maka putih telur akan semakin encer, akibatnya
bakteri Salmonella dapat menembus
membran kuning telur (lapisan dalam putih telur yang tipis akan pecah) dan
bakteri bisa masuk ke dalam kuning telur, selanjutnya bakteri akan berkembang
dalam kuning telur. Kejadian serupa juga bisa terjadi bila pada bagian kulit
telur yang kotor (terkena kotoran ayam) dan tidak dibersihkan sebelum disimpan,
atau pada telur yang retak selama penyimpanan, begitu pula pada telur yang
sudah pecah dan dibiarkan terbuka pada suhu kamar dan tidak segera digunakan
atau dibuang. Bahkan telur yang sudah pecah tersebut dapat merupakan sumber
kontaminan. Karena itu sejak dari pengumpulan telur perlu dilakukan pemisahan
antara telur yang retak, telur pecah dan telur yang terkena kotoran ayam harus
dipisahkan. Telur yang disimpan pada suhu 30 0C
dalam waktu 6 jam, setelah Salmonella
menembus membran kuning telur jumlah
Salmonella pada telur tersebut dapat mencapai lebih dari 200.000.
Tabel 14.
Kandungan vitamin dan mineral telur
No.
|
Vitamin
|
Jumlah
|
No.
|
Mineral
|
Jumlah
|
1.
|
Vitamin A
|
590 IU
|
1.
|
Kalsium
|
0.027 g
|
2.
|
Vitamin D
|
25 IU
|
2.
|
Fosfor
|
0.1 g
|
3.
|
Vitamin E
|
1 IU
|
3.
|
Iodin
|
1.15 mg
|
4.
|
Folacin
|
2.5 mg
|
4.
|
Besi
|
5.5 mg
|
5.
|
Thiamin
|
0.055 mg
|
5.
|
Magnesium
|
0.7 mg
|
6.
|
Riboflavin
|
0.15 mg
|
6.
|
Zink
|
66 mg
|
7.
|
Niacin
|
0.05 mg
|
7.
|
Natrium
|
76 mg
|
8.
|
B6
|
0.13 mg
|
|
|
|
9.
|
B12
|
0.14 µg
|
|
|
|
10
|
Biotin
|
10 µg
|
|
|
|
11.
|
Asam pantptenat
|
0.18 mg
|
|
|
|
4. Perubahan-Perubahan Telur
Secara umum, perubahan-perubahan yang terjadi
selama penyimpanan telur utuh adalah :
1. Berkurangnya berat, terutama disebabkan karena
hilangnya air dari albumen tetapi sebagian juga karena kehilangan CO2,
NH3, N2, dan H2S
2. Pertambahan ukuran ruang udara. Karena air hilang, volume uang udara
bertambah
3. Penurunan berat jenis karena bertambah besarnya
ruang udara
4. Bercak-bercak pada permukaaan kulit telur karena
penyebaran air yang tidak merata
5. Penurunan jumlah putih telur tebal karena serat
glikoprotein ovomucin pecah
6. Penambahan ukuran kuning telur karena perpindahan
air dari albumen ke kuning telur sebagai akibat perbedaan tekanan osmose
7. Perubahan cita rasa
8. Kehilangan karbondioksida
9. Kenaikan pH, terutama dalam albumen yang meningkat
dari kira-kira pH 7 sampai 10 atau 11 sebagai akibat hilangnya CO2.
Telur normal yang baru keluar dari tubuh
induknya mempunyai mutu yang terbaik.
Hal ini disebabkan keadaan kulit telur, besarnya ruang udara, kondisi
putih telur dan kuning telur serta lembaga masih dalam keadaan normal.
Semakin lama umur penyimpanan, mutu telur akan semakin menurun, karena
terjadinya perubahan beberapa sifat kimia serta sifat fisik telur yang
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat telur berada.
Perbedaan kondisi lingkungan di dalam
tubuh induk dengan lingkungan di luar tubuh induk menyebabkan berbagai
perubahan pada telur. Alat reproduksi
induk mempunyai kelembaban yang tinggi
dengan suhu yang hangat, sedangkan kondisi lingkungan di luar tubuh
induk mempunyai keadaan yang lebih kering dan suhu yang lebih rendah. Terjadinya ruang udara dan pemisahan membran
kulit luar dan dalam disebabkan perubahan suhu tersebut. Besarnya ruang udara dipakai sebagai atribut
mutu telur.
Permukaan kulit mula-mula diselimuti
oleh cairan mukosa yang kental. Pada
saat peneluran terjadi pengeringan mukosa tersebut. Pada saat masih basah mukosa mampu melindungi
telur dari penetrasi air, gas dan bakteri melalui kulit.
Putih telur selama penyimpanan dapat
mengalami berbagai perubahan yang disebabkan oleh fisiko kimia telur. Kehilangan CO2 melalui pori-pori
kulit dari albumen menyebabkan perubahan fisik dan kimia. Selama beberapa jam pertama setelah
ditelurkan kehilangan CO2 sangat banyak dan di dalam albumen
terkandung juga asam karbonat dalam keseimbangan dengan jumlah CO2.
Air dan albumen selain diserap oleh
kuning telur, juga diupkan dari albumen melalui pori-pori kulit, oleh sebab itu
konsentrasi albumen menjadi lebih tinggi.
Keadaan demikian ini menyebabkan pergerakan air kembali dari kuning
telur ke dalam albumen.
Perubahan bentuk fisik kuning telur
mempengaruhi keadaan kualitas kuning telur. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
cara peneropongan (candling).
Telur yang masih baik keadaan letak kuning telur masih ditengah, dengan
pertambahan umur simpan letak kuning telur akan bergeser dari pusat dan
kemungkinan dapat sampai menempel pada kulit telur.
Warna kulit telur
tidak menentukan kualitas telur. Untuk mengetahui tingkat kesegaran telur,
dapat dilakuakan dengan cara berikut ini.
1.
Sediakan
gelas yang dasarnya bergaris tengah agak lebar. Masukkan telur ke dalamnya dan
lihat posisi telur setelah sampai di dasar.
2.
Bila
posisi telur terbaring sempurna di dasar gelas (tenggelam), maka menunjukkan
bahwa usia telur sangat baru (gambar 8A).
3.
Bila
sebagian telur berdiri (melayang), menunjukkan telur sudah agak lama (diperkirakan
umur satu minggu (gambar 8B).
4.
Bila
telur berdiri tegak (mengapung), menunjukkan umur telur sudah lama (antara 2 - 3 minggu) seperti pada gambar 8C.
A B C
Gambar 8. Cara mendeteksi
kesegaran telur (utuh)
Selain
dengan cara diatas, untuk mengetahui kesegaran telur dapat juga dengan cara
diteropong menggunakan sinar matahari atau lampu (Gambar 9). Peneropongan ini juga dapat memisahkan telur
retak atau telur yang mengandung bahan lain di bagian dalam, seperti noda yang
menyerupai darah. Berikut ini menunjukkan teknik meneropong telur dengan
menggunakan lampu. Untuk meneropong telur, maka bagian telur yang lebih besar
ditempelkan pada lampu, karena rongga udara telur terletak pada bagian
tersebut.
Pada saat meneropong telur akan
terlihat bagian dari : rongga udara telur, putih telur dan kuning
telurnya. Sedangkan untuk mengetahui
retak atau tidaknya telur dengan mengamati ada atau tidaknya garis putih pada
permukaan kulit telur. Bila ada garus putih, maka menunjukkan bahwa telur
tersebut retak.
Gambar 9 . Teknik meneropong telur
Kesimpulan
:
1.
Sruktur telur
terdiri atas kulit, putih telur (albumen), dan kuning telur (yolk)
2. struktur telur terdiri dari sel yang hidup, yang
dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua komponen ini dikelilingi oleh putih
telur yang mempunyai kandungan air yang tinggi.
ecturer.poliupg.ac.id/~fajriyati/ILMU
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN/ipbplink/TELUR.doc
Karakteristik Telur dalam Usaha Budidaya Ayam Petelur
Jun.08, 2010 in Pengetahuan
Umum, Usaha Budidaya Peternakan
Karakteristik Telur
Telur merupakan produksi
ternak ayam yang sangat bernilai ekonomis, produksinya cepat, mudah diproses,
mudah dicerna dan memiliki flavour yang khas. Senyawa putih telur dan kuning
telur memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1. Mengikat
2. Mengentalkan
3. Menghancurkan kristal-kristal gula
4. Emulsifikasi
5. Klorisifikasi
6. Melindungi/coating
7. Memberi warna dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi
2. Mengentalkan
3. Menghancurkan kristal-kristal gula
4. Emulsifikasi
5. Klorisifikasi
6. Melindungi/coating
7. Memberi warna dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi
Sifat-sifat ini
menyebabkan sangat ideal untuk dikombinasikan dengan makanan lain.
Sifat Fisik
Telur yang besar memiliki
berat sekitar 60 gram, yang terdiri atas kulit luar 11 %, putih telur 58 %,
kuning/yolk 31 %. Berdasarkan kandungan bagian dalam, persentasenya adalah
putih telur 65 % dan kuning telur 35 %. Hasil pemecahan komersial berbeda
dengan hasil di atas dimana prosentase kuning telur cukup tinggi. Hal ini
disebabkan sebagian putih telur tinggal bersama kuning telur pada saat
pemecahan. Secara keseluruhan sebutir telur terdiri dari 65,5 % air. Secara
terpisah putih telur mengandung 88 % air dan kuning telur mengandung 48 % air.
tabel menunjukkan komposisi kimia dari telur dan bahan telur yang cair.
Komposisi Kimia Telur
Komposisi
|
Whole
Liquid
|
White
|
Yolks
|
Yolk
(Commercially
Separated)
|
Water (%)
Protein (%)
Fat (%)
Carbohydrate (%)
Free Carbohydrate (%)
Ash (%)
|
73,7
12,9
11,5
1,1
0,3
1,0
|
87,6
10,9
Tr
1,1
0,4
0,7
|
51,1
16,0
30,6
1,0
0,2
1,7
|
55,5
15,4
26,9
1,0
0,2
1,6
|
Sumber :
Fakultas Peternakan IPB, 1997
Komentar
Posting Komentar